Selain itu, persaingan harga di pasar daring membuat banyak produsen terpaksa menurunkan kualitas demi mengejar margin keuntungan.
“Kadang ada yang jual murah banget, tapi pas dicoba rasanya hambar atau terlalu keras,” ujar Rina, seorang pelanggan loyal dari Bogor.
“Kalau sudah nemu yang enak, biasanya jadi langganan terus.”
Kebangkitan Keju Aroma adalah bukti bahwa makanan tradisional Indonesia masih punya tempat di hati masyarakat, selama mampu beradaptasi dan tetap menjaga kualitas.
Dengan kemasan modern, strategi pemasaran digital, serta eksplorasi rasa baru, Keju Aroma bisa bersaing dengan snack global dan menjadi duta kuliner lokal yang membanggakan.
Pemerintah daerah, melalui Dinas Koperasi dan UMKM di berbagai kota, juga mulai melirik Keju Aroma sebagai bagian dari produk unggulan yang bisa dibina dan dipromosikan lebih luas, baik di pameran lokal maupun internasional.
Keju Aroma bukan sekadar camilan.
Ia adalah bagian dari memori kolektif masyarakat Indonesia, terutama generasi yang tumbuh di era 80-an dan 90-an.
Kini, dengan semangat baru, camilan legendaris ini siap menempuh jalan panjang sebagai bintang baru dalam dunia kuliner Nusantara.