Adonan tepung beras dicampur air pandan untuk memberikan aroma harum alami, tanpa pewarna buatan.
BACA JUGA:Rondo Royal : Camilan Tradisional yang Naik Kelas, Jadi Primadona Baru Pecinta Kuliner
BACA JUGA:Bakwan Jagung : Camilan Rakyat yang Tak Lekang oleh Waktu
Selain tampilannya yang menarik dengan warna putih dan cokelat alami, tekstur lembut dan rasa manis gurih membuat Putu Cangkiri menjadi favorit tidak hanya di kalangan orang tua, tetapi juga generasi muda.
Dosen antropologi budaya dari Universitas Udayana, Dr. Made Surya Antara, menyebutkan bahwa kembalinya Putu Cangkiri ke permukaan adalah bagian dari tren masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya pelestarian budaya.
"Makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga identitas. Ketika orang Bali menyajikan Putu Cangkiri di upacara atau kegiatan adat, itu bagian dari menjaga tradisi," jelas Surya.
Pemerintah daerah pun mulai melirik potensi kuliner tradisional sebagai bagian dari promosi pariwisata budaya.
Dalam beberapa festival kuliner, seperti Bali Heritage Food Festival dan Gianyar Culinary Week, Putu Cangkiri sering menjadi menu unggulan.
I Gusti Ngurah Arya, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, menyampaikan bahwa pihaknya tengah menginventarisasi makanan-makanan tradisional untuk didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda.
"Putu Cangkiri akan kita dorong untuk masuk ke daftar tersebut.
Ini penting agar generasi muda bisa terus mengenalnya dan tidak tergantikan oleh makanan modern," katanya.
Beberapa pelaku UMKM juga mulai mengembangkan Putu Cangkiri dengan pendekatan baru agar bisa diterima oleh pasar yang lebih luas.
Salah satunya adalah Made Andini (29), pemilik usaha “Cangkiri Bali” di Denpasar.
Andini menciptakan variasi Putu Cangkiri dengan isian keju, cokelat, dan bahkan matcha, tanpa menghilangkan unsur dasar dari makanan ini. Inovasi ini justru membawa angin segar dan membuat Putu Cangkiri masuk ke segmen milenial.
"Awalnya banyak yang ragu coba, tapi setelah tahu rasanya tetap tradisional dengan sedikit sentuhan modern, mereka jadi suka.
Banyak yang beli untuk hampers atau oleh-oleh khas Bali," ujar Andini.