Bukan hanya itu, perawatan mudah dan harga sparepart terjangkau membuat Panther nyaris tak tergantikan.
BACA JUGA:Arganta E-Double Cabin: Revolusi Kendaraan Niaga Ramah Lingkungan dari Indonesia.
BACA JUGA:PorscheTaycan 4S Cross Turismo 2025: SUV Wagon Listrik Rasa Supercar.
Namun, semua kisah indah pun bisa mencapai akhir.
Pada 2020, Isuzu resmi menghentikan produksi Panther di Indonesia, karena mesin lawasnya tak lagi memenuhi standar emisi Euro 4.
Dunia pun berduka—setidaknya bagi mereka yang tumbuh bersama deru mesin 2.5L diesel Isuzu.
Isuzu Panther: Mati Suri atau Strategi Menunggu?
Pertanyaan besarnya: mengapa Isuzu tak segera menggantinya? Apakah Panther benar-benar mati, atau hanya tertidur menunggu momentum yang tepat?
Jawabannya tidak sesederhana itu. Isuzu Indonesia memang memilih fokus pada kendaraan komersial seperti truk dan pickup, mengingat kontribusi penjualan Panther semakin menurun sejak awal 2010-an.
Namun, kebutuhan pasar akan mobil diesel serbaguna tak pernah benar-benar hilang.
Ditambah lagi, pemerintah Indonesia terus mendorong kendaraan yang ramah lingkungan, termasuk elektrifikasi dan efisiensi bahan bakar.
Mesin diesel konvensional pun makin terdesak, memaksa produsen berpikir ulang soal teknologi pengganti.
Namun, Isuzu punya satu kekuatan: pengalaman panjang dalam teknologi mesin diesel dan kendaraan niaga.
Maka, membangkitkan Panther dengan wajah baru yang sesuai regulasi bukan hal mustahil—asal ada niat dan strategi yang tepat.
Rumor Reinkarnasi Panther: Apa Saja yang Mungkin Berubah?
Beberapa rumor yang beredar menyebutkan bahwa Panther bisa kembali dalam format MPV modern bermesin diesel Euro 4 atau bahkan hybrid.