Dalam beberapa tahun terakhir, pelaku usaha kuliner mulai menghadirkan berbagai inovasi martabak telur.
Tidak hanya berisi daging, martabak kini hadir dengan berbagai pilihan isian seperti tuna, keju, jamur, bahkan sayuran bagi mereka yang vegetarian.
“Sekarang konsumen makin beragam. Ada yang tidak makan daging merah, ada juga yang mencari versi martabak yang lebih sehat,” ujar Dedi, pemilik usaha Martabak Cempaka di Jakarta Selatan.
“Kami mencoba berinovasi dengan menambahkan isian seperti ayam pedas, rendang, sampai keju mozzarella. Ternyata responsnya bagus.”
BACA JUGA:Pisang Goreng : Camilan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Kuliner Modern
BACA JUGA:Bakwan Jagung : Camilan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Modern
Inovasi ini juga berdampak pada pasar martabak telur yang kian luas.
Dengan kemasan yang lebih modern dan layanan pesan antar yang efisien, martabak telur kini tidak hanya disantap di pinggir jalan, tetapi juga di ruang rapat kantor hingga acara formal.
UMKM dan Martabak: Hubungan Simbiosis
Martabak telur juga memegang peranan penting dalam mendukung ekonomi masyarakat, khususnya pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Ribuan gerobak martabak tersebar di seluruh pelosok Indonesia, menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak keluarga.