Menurutnya, jamur tiram menjadi jenis yang paling sering digunakan karena teksturnya lembut dan mudah menyerap bumbu.
BACA JUGA:Resep Tunjang Khas Padang, Gurih Berpadu Pedas yang Bikin Nagih
BACA JUGA:Tempe Goreng Crispy : Camilan Tradisional yang Kian Populer dan Kekinian
Proses pembuatan jamur crispy cukup mudah: jamur dibersihkan, dibumbui, dibalut tepung, lalu digoreng dalam minyak panas hingga berwarna keemasan.
Jamur crispy juga membuka peluang besar bagi para pelaku UMKM.
Banyak yang memanfaatkan tren ini dengan membuka usaha kecil-kecilan, baik secara online maupun offline.
Produk jamur crispy kini banyak ditemukan di bazar kuliner, pusat oleh-oleh, hingga marketplace digital.
Salah satu UMKM yang cukup sukses adalah “CrispyMush”, sebuah brand asal Bandung yang merintis usaha sejak pandemi COVID-19.
Berawal dari ide memanfaatkan hasil panen jamur tiram milik keluarga, kini CrispyMush mampu memproduksi hingga 1.000 bungkus jamur crispy per minggu.
“Awalnya kami hanya menjual ke tetangga dan teman, lalu coba dipasarkan lewat media sosial.
Ternyata responsnya sangat positif,” kata Aditya Nugraha, pemilik usaha tersebut.
CrispyMush bahkan telah berinovasi dengan membuat jamur crispy tanpa MSG dan menggunakan bahan organik.
Selain itu, mereka juga menjual produk frozen yang bisa digoreng sendiri di rumah, lengkap dengan varian rasa kekinian.
Selain rasanya yang lezat, jamur juga dikenal sebagai bahan pangan yang kaya akan manfaat kesehatan.
Jamur tiram, yang paling umum digunakan dalam olahan jamur crispy, mengandung protein nabati, serat, vitamin B, dan antioksidan.
Menurut ahli gizi dari Universitas Indonesia, Dr. Farhan Wibowo, jamur bisa menjadi sumber protein alternatif yang baik bagi mereka yang mengurangi konsumsi daging.