PALPOS.ID - Takoyaki, camilan khas Jepang berbentuk bola-bola kecil berisi potongan gurita, semakin digemari oleh masyarakat Indonesia.
Makanan yang berasal dari Osaka ini tidak hanya populer di negara asalnya, tetapi kini telah menjelma menjadi salah satu jajanan kaki lima dan kuliner kekinian yang banyak ditemukan di pusat perbelanjaan, bazar makanan, hingga kedai-kedai kecil di sudut kota.
Takoyaki berasal dari kata “tako” yang berarti gurita, dan “yaki” yang berarti dipanggang atau dibakar.
Dibuat dari adonan tepung terigu yang dicampur dengan kaldu dashi, telur, dan diisi dengan potongan gurita, makanan ini kemudian dipanggang dalam cetakan setengah bola hingga berbentuk bulat sempurna.
BACA JUGA:Rice Bowl, Tren Kuliner Praktis yang Kian Digemari Masyarakat Perkotaan
BACA JUGA:Tteokbokki, Makanan Jalanan Korea yang Mendunia : Dari Gangnam ke Jakarta
Setelah matang, Takoyaki biasanya disajikan dengan saus manis gurih mirip saus barbeque, ditambah mayones Jepang, dan taburan katsuobushi (serutan ikan bonito kering) serta aonori (rumput laut kering).
Popularitas Takoyaki tak lepas dari budaya pop Jepang yang turut menyebarkan kecintaan terhadap kuliner negeri sakura ini.
Melalui anime, drama, dan film Jepang, penonton internasional sering disuguhkan adegan yang memperlihatkan tokoh-tokohnya menikmati Takoyaki, baik di festival musim panas maupun di jalanan kota besar seperti Tokyo dan Osaka.
Hal ini mendorong rasa penasaran masyarakat terhadap rasa dari kudapan tersebut.
BACA JUGA:Jasuke, Camilan Jadul yang Kembali Populer di Kalangan Anak Muda
BACA JUGA:Chicken Popcorn, Camilan Gurih yang Kembali Jadi Favorit Masyarakat
Di Indonesia sendiri, popularitas Takoyaki mulai meningkat sejak awal tahun 2010-an, beriringan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap budaya Jepang, baik dari sisi hiburan maupun kuliner.
Banyak pelaku usaha kuliner melihat peluang ini dan mulai menjual Takoyaki dengan berbagai variasi, baik dari segi isian, rasa, hingga bentuk penyajiannya.
Meskipun Takoyaki asli menggunakan isian gurita, di Indonesia, camilan ini hadir dalam berbagai varian isian untuk menyesuaikan selera lokal.
Beberapa di antaranya adalah sosis, keju, crab stick, ayam, hingga bakso.
BACA JUGA:Nasi Kulit Ayam, Hidangan Sederhana yang Jadi Primadona Kuliner Indonesia
BACA JUGA:Nasi Telur Pontianak : Kuliner Sederhana yang Menjadi Primadona di Kalimantan Barat
Inovasi ini membuat Takoyaki semakin mudah diterima oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang kurang terbiasa dengan rasa atau tekstur gurita.
“Awalnya saya ragu mencoba karena tidak biasa makan gurita. Tapi setelah tahu ada varian sosis dan keju, saya jadi ketagihan,” ujar Rina, seorang mahasiswi di Jakarta yang mengaku sering membeli Takoyaki sebagai camilan sore hari.
Tak hanya dari sisi isian, beberapa penjual juga berkreasi dalam penyajian.
Ada yang menambahkan taburan pedas, bubuk cabai, bahkan saus keju atau saus sambal khas Indonesia untuk menyesuaikan dengan lidah lokal.
Kreasi-kreasi ini memperluas daya tarik Takoyaki di pasar lokal, menjadikannya bukan sekadar kuliner asing, melainkan juga bagian dari adaptasi budaya yang sukses.
Dengan permintaan yang tinggi, bisnis Takoyaki pun menjamur.
Mulai dari gerobak kaki lima, tenant di food court mal, hingga franchise waralaba, semua berlomba-lomba menyajikan Takoyaki terbaik.
Modal usaha yang relatif kecil dengan bahan baku yang mudah diperoleh membuat Takoyaki menjadi pilihan menarik bagi pelaku usaha pemula.
Salah satu pelaku usaha Takoyaki, Dedi (35), mengatakan bahwa bisnis Takoyaki miliknya bisa meraih omset hingga 10 juta rupiah per bulan.
“Awalnya saya cuma coba-coba, ternyata banyak yang suka. Sekarang saya sudah punya dua cabang kecil di Jakarta Selatan,” ungkap Dedi.
Selain itu, pelatihan membuat Takoyaki juga mulai banyak ditawarkan, baik secara offline maupun online.
Banyak orang yang tertarik belajar karena ingin memulai usaha atau sekadar menambah keterampilan memasak makanan internasional.
Meskipun peminatnya banyak, para pelaku usaha Takoyaki juga menghadapi tantangan, terutama dalam menjaga kualitas dan konsistensi rasa.
Mengingat Takoyaki membutuhkan keahlian khusus dalam memasak agar bentuk dan teksturnya sempurna, tidak semua orang bisa langsung membuatnya dengan baik.
Namun, di balik tantangan tersebut, peluang masih terbuka lebar.
Dengan semakin berkembangnya industri kuliner di Indonesia, serta tingginya minat masyarakat terhadap makanan unik dan lezat, Takoyaki diprediksi akan terus bertahan sebagai salah satu camilan favorit.
Takoyaki telah membuktikan bahwa kuliner lintas budaya dapat diterima dengan baik asalkan ada adaptasi dan inovasi.
Dari jalanan Osaka hingga pusat perbelanjaan di Jakarta, bola-bola kecil berisi kenikmatan ini menjadi bukti bahwa makanan adalah bahasa universal yang mampu menyatukan selera dari berbagai belahan dunia.