Produksi PHR Zona 4 Tembus 30 Ribu BOPD, Catat Rekor Tertinggi Sejak 2021

Senin 08-09-2025,21:55 WIB
Reporter : Prabu
Editor : Dahlia

PRABUMULIH, PALPOS.ID - Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 kembali mencatatkan sejarah baru dalam perjalanan sektor hulu migas nasional.

Hingga awal September 2025 ini, PHR Zona 4 berhasil menembus angka produksi minyak 30 ribu barel per hari (BOPD), sebuah pencapaian tertinggi sejak pembentukan Sub Holding Upstream (SHU) Pertamina pada tahun 2021.

Capaian monumental ini menjadi bukti nyata bahwa lapangan minyak mature atau berusia tua yang dikelola secara inovatif dan penuh strategi tetap mampu memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan energi nasional.

General Manager PHR Zona 4, Djujuwanto, menegaskan keberhasilan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari prestasi-prestasi yang lebih besar ke depan.

BACA JUGA:623 Sertifikat Tanah Program PTSL di Prabumulih Belum Diambil Warga

BACA JUGA:Nekat Curi Kabel dan 279 Bata Ringan, Pemuda di Prabumulih Ditangkap Polisi Saat Asik Makan Siang

“Keberhasilan mencapai 30 ribu BOPD ini adalah bukti nyata bahwa dengan kepercayaan, harmonisasi, dan semangat bergerak maju, lapangan tua sekalipun mampu memberi kontribusi besar.

Pencapaian ini bukanlah akhir, tetapi awal dari prestasi-prestasi lebih besar yang akan datang,” ungkap Djujuwanto.

Menurut Djujuwanto, pada awal tahun 2025, produksi PHR Zona 4 berada di angka 27.384 BOPD.

Melalui kerja keras yang konsisten, strategi pemboran agresif, dan pemanfaatan teknologi baru, angka tersebut terus merangkak naik hingga menembus 30 ribu BOPD.

BACA JUGA:Tahun 2025, Pemkot Prabumulih Catat 8 Kasus Gigitan Anjing Rabies: Warga Diminta Rutin Vaksin Hewan Peliharaan

BACA JUGA:Forki Prabumulih Gelar Muscablub, Abi Samran Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua Periode 2023–2027

Kontributor utama peningkatan produksi berasal dari keberhasilan pemboran di beberapa struktur strategis, antara lain lapangan Lembak, lapangan Kemang, lapangan Tapus, lapangan Benuang, lapangan Gunung Kemala, lapangan Karangan, dan lapangan Tanjung Miring Barat.

Keberhasilan pemboran di struktur-struktur ini membuktikan bahwa optimalisasi lapangan mature dengan pendekatan yang tepat mampu menghasilkan tambahan produksi yang signifikan.

Dijelaskannya, salah satu kunci keberhasilan PHR Zona 4 adalah pendekatan baru dalam interpretasi potensi subsurface.

Melalui metode analisis modern, tim berhasil mengidentifikasi lapisan produktif yang sebelumnya tidak terpetakan.

BACA JUGA:Kemenag Prabumulih Fokus Verifikasi Data Calon Jemaah Haji 2026

BACA JUGA:Atasi Kemacetan, Dishub Prabumulih Sebar Petugas di Titik Rawan Macet

Penemuan ini membuka peluang besar dalam meningkatkan cadangan migas di wilayah kerja.

Selain itu, pembangunan fasilitas modular dan fleksibel menjadi faktor pendukung utama.

Dengan adanya fasilitas ini, minyak hasil pemboran dapat segera ter-deliver tanpa hambatan, sehingga mempercepat pencatatan tambahan produksi.

“Metode batch drilling atau pengeboran bertahap juga memberikan kontribusi besar dalam efisiensi operasi.

Teknik ini memungkinkan beberapa sumur dibor sekaligus dalam satu lokasi, sehingga menekan biaya, mempercepat waktu, dan meningkatkan produktivitas,” tuturnya.

PHR Zona 4 juga menekankan pentingnya budaya kerja sebagai fondasi keberhasilan.

Melalui Operations Cultures, ada tiga pilar yang terus dijaga dan dikembangkan, yaitu Trust (Kepercayaan), membangun kepercayaan antar pemangku kepentingan, baik internal perusahaan, regulator, pemerintah daerah, maupun masyarakat sekitar.

Kemudian, Harmony (Harmonisasi Tim) menyatukan beragam keahlian dan latar belakang menjadi kerja tim yang solid, sehingga setiap tantangan dapat dihadapi bersama.

Selanjutnya, Moving Forward (Bergerak Maju) Semangat inovasi dan keberanian mencoba cara baru, termasuk implementasi batch drilling, optimasi lapangan mature, dan pemanfaatan teknologi digital dalam operasi migas.

Menurut Djujuwanto, penerapan budaya kerja ini telah terbukti mampu menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kolaboratif, dan inovatif, sehingga target-target produksi dapat tercapai.

Keberhasilan PHR Zona 4 juga tidak terlepas dari kolaborasi lintas fungsi dan dukungan berbagai pihak.

Regulator di sektor migas memberikan pendampingan dan arahan, sementara pemerintah daerah mendukung penuh keberlangsungan operasi dengan menjaga stabilitas wilayah kerja.

Di sisi lain, masyarakat sekitar wilayah operasi juga menjadi bagian penting dari keberhasilan ini.

Hubungan harmonis dengan komunitas lokal membuat kegiatan operasi dapat berjalan lancar tanpa hambatan sosial. “Kolaborasi ini adalah kunci.

Tanpa dukungan regulator, pemerintah daerah, dan masyarakat, capaian 30 ribu BOPD tidak akan mungkin terwujud,” ujar Djujuwanto.

Mengelola lapangan mature memang penuh tantangan. Cadangan minyak yang tersisa relatif terbatas, tekanan reservoir berkurang, serta risiko teknis lebih tinggi dibanding lapangan baru.

Namun, melalui inovasi teknologi, strategi pemboran agresif, serta efisiensi operasional, lapangan mature tetap dapat memberikan kontribusi signifikan.

PHR Zona 4 menjadi contoh nyata bahwa lapangan yang dianggap tua bukan berarti tidak produktif.

Justru dengan pendekatan tepat, lapangan mature bisa menjadi sumber energi yang berkelanjutan. (abu)

Kategori :