Beberapa produsen bahkan mengekspor produk ini ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Taiwan, untuk memenuhi permintaan diaspora Indonesia yang rindu masakan khas tanah air.
“Setiap bulan, kami mengirim sekitar 2.000 paket bakso aci ke luar negeri. Terutama ke negara-negara dengan komunitas TKI yang besar.
Ini bukti bahwa makanan khas daerah bisa mendunia,” kata Arif Hidayat, pemilik merek Bakso Aci "Rasa Juara" asal Garut.
Meski permintaan terus meningkat, produsen bakso aci menghadapi sejumlah tantangan, seperti kestabilan harga bahan baku (tepung tapioka, cabai, dan kemasan), serta persaingan yang makin ketat.
Namun, banyak yang optimistis pasar bakso aci masih sangat luas, terutama jika dibarengi dengan inovasi dan peningkatan kualitas.
Dinas UMKM Kabupaten Garut sendiri terus mendukung para pelaku usaha melalui pelatihan, bantuan alat produksi, dan fasilitasi perizinan usaha.
Harapannya, bakso aci bisa menjadi ikon kuliner lokal yang punya daya saing nasional bahkan global.
Bakso aci bukan sekadar makanan kekinian. Di balik kenyalnya aci dan pedasnya kuah, tersimpan kisah perjuangan UMKM lokal, inovasi kuliner, serta semangat melestarikan cita rasa nusantara.
Dari warung kaki lima hingga rak supermarket, dari kota kecil di Jawa Barat hingga meja makan keluarga di luar negeri — bakso aci membuktikan bahwa makanan sederhana pun bisa punya cerita besar.