Provinsi baru ini juga diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi, khususnya dalam sektor pariwisata budaya dan industri kreatif.
c. Tantangan dan Dukungan Politik
Namun, tantangan tak sedikit. Perlu adanya regulasi yang mendukung keistimewaan Surakarta.
Penguatan sinergi antara pemerintah kabupaten/kota juga menjadi kunci utama.
Secara politik, dukungan dari tokoh-tokoh nasional dan keraton masih menjadi faktor krusial dalam memperjuangkan status provinsi ini.
2. Provinsi Banyumasan: Menyatukan Semangat Warga di Barat Jawa Tengah
a. Identitas Lokal dan Geografis
Wilayah barat Jawa Tengah yang mencakup Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Tegal, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Kebumen selama ini dikenal memiliki identitas kultural sendiri, yaitu budaya Banyumasan.
Dialek Banyumasan merupakan salah satu varian bahasa Jawa yang unik dan berbeda dari dialek Solo atau Yogyakarta.
Kawasan ini juga kerap merasa tertinggal dalam pembangunan dibanding wilayah tengah dan timur Jawa Tengah.
Oleh karena itu, gagasan pembentukan Provinsi Banyumasan menjadi penting sebagai bentuk rekognisi dan afirmasi terhadap kebutuhan lokal.
b. Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru
Purwokerto, yang digadang-gadang menjadi ibukota provinsi ini, memiliki basis ekonomi yang kuat.
Kota ini dikenal sebagai pusat pendidikan, dengan kehadiran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Selain itu, sektor pariwisata dan layanan kesehatan menjadi unggulan.
Kabupaten Brebes, terkenal dengan produk pertanian seperti bawang merah dan telur asin.
Cilacap menjadi pusat industri dan pelabuhan strategis.
Tegal dikenal dengan industri logam dan kerajinan rakyat.
Purbalingga, Banjarnegara, dan Banyumas unggul dalam produk UMKM, rambut palsu, dan hasil pertanian.
c. Implikasi Sosial dan Infrastruktur
Dengan pemekaran, diharapkan daerah-daerah ini memperoleh akses pembangunan yang lebih cepat dan merata.