Camilan ini menawarkan kombinasi antara cita rasa nostalgia dan estetika visual yang sesuai dengan budaya media sosial saat ini.
“Anak muda sekarang tidak hanya mencari makanan enak, tapi juga yang fotogenik untuk diunggah ke Instagram atau TikTok,” jelas pakar kuliner dan penulis buku “Cita Rasa Baru Nusantara”, Chef Andika Pramudya.
Menurutnya, kehadiran keju dan topping berwarna-warni memberikan nilai tambah secara visual dan memperluas daya tarik produk.
Beberapa pelaku usaha bahkan mengkreasikan varian baru seperti pisang goreng crispy keju matcha, red velvet, hingga salted caramel.
Tak hanya itu, ada juga yang mengusung konsep “DIY topping” di mana pelanggan bisa memilih sendiri campuran topping sesuai selera mereka.
Meski berbasis gorengan, pisang goreng crispy keju bisa dibuat lebih sehat dan aman dikonsumsi dengan memperhatikan bahan dan proses pengolahannya.
Penggunaan minyak goreng yang bersih dan tidak dipakai berulang kali, adonan bebas pengawet, serta pisang yang matang alami menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas.
Salah satu gerai yang menerapkan konsep ini adalah “CRISP Banana” di Jakarta Selatan. Mereka menggunakan minyak kelapa sawit murni dan mengganti minyak setiap 15 porsi.
Selain itu, seluruh topping disiapkan secara fresh setiap hari tanpa bahan tambahan berbahaya.
“Kami ingin masyarakat tetap bisa menikmati jajanan tradisional tanpa rasa khawatir soal kesehatan,” ujar Riko Hartanto, pendiri CRISP Banana.