“Pembagian serbuk Abate jangan hanya di pusat kota, tapi juga harus sampai ke kelurahan dan desa-desa di pinggiran. Karena penyebaran DBD tidak mengenal batas wilayah,” katanya.
Menurutnya, langkah ini sangat penting karena siklus hidup nyamuk penyebab DBD dapat berkembang pesat hanya dalam waktu seminggu jika ada genangan air bersih.
BACA JUGA:Pimpin Rapat Koordinasi, Wali Kota H Arlan Tekankan Sinergi dan Penguatan Kinerja Pemerintahan
“Satu tutup botol yang berisi air bisa menjadi tempat berkembangnya ratusan jentik nyamuk. Jadi, pemberantasan harus dilakukan menyeluruh,” jelasnya.
Lebih jauh, Dipe menyoroti kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) seperti puskesmas dan rumah sakit di Kota Prabumulih.
Ia menekankan agar sejak dini faskes menyiapkan kebutuhan logistik, seperti cairan infus, alat uji laboratorium, dan obat-obatan yang berkaitan dengan penanganan DBD.
“Faskes seperti puskesmas dan rumah sakit harus menyiapkan kebutuhan logistik dan tenaga medis untuk penanganan kasus DBD.
Jangan sampai kesiapan ini terlambat dan menimbulkan kepanikan di masyarakat,” tegasnya.
Dipe juga menilai pentingnya kesiapan tenaga medis yang paham gejala awal DBD, agar pasien segera mendapatkan perawatan intensif sebelum kondisi memburuk.
Menurutnya, keterlambatan diagnosis sering kali menjadi penyebab utama meningkatnya kasus DBD berat.
“Petugas medis harus lebih peka. Jika ada pasien demam tinggi disertai gejala khas seperti nyeri sendi atau muncul bintik merah, maka perlu segera dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah itu DBD atau bukan,” tambahnya.
Dalam penanganan pasien DBD, kebutuhan darah sering kali menjadi faktor penentu kesembuhan.
Dipe mengingatkan agar Palang Merah Indonesia (PMI) Prabumulih turut berperan aktif dalam mengantisipasi kebutuhan darah yang meningkat saat terjadi lonjakan kasus.
“Penting untuk mengantisipasi kebutuhan darah yang meningkat saat terjadi lonjakan kasus DBD. PMI harus aktif mendorong kegiatan donor darah secara berkala,” ujarnya.
Dipe menambahkan, kegiatan donor darah sebaiknya tidak hanya dilakukan saat terjadi kasus darurat, tetapi dijadikan program rutin.