Tokoh-tokoh masyarakat setempat mengemukakan bahwa dengan terbentuknya kabupaten baru, pelayanan pemerintahan dapat menjadi lebih dekat, efektif, dan efisien.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Wacana Pembentukan Kabupaten Buol Timur Dengan Harapan Besar
Akses terhadap pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, serta layanan administrasi publik akan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
"Ini bukan hanya soal pemerintahan baru, tapi bagaimana rakyat di wilayah utara Donggala bisa lebih diperhatikan dan merasakan dampak pembangunan," ujar seorang tokoh adat di Kecamatan Dampelas.
Peta Wilayah: 2.800 km² untuk Daerah Otonomi Baru
Kabupaten Donggala Utara direncanakan mencakup sejumlah kecamatan di bagian barat laut Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di kawasan pesisir barat Donggala.
Beberapa kecamatan yang masuk dalam rencana wilayah administratif Kabupaten Donggala Utara antara lain:
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Wacana Pembentukan 12 Kabupaten dan Kota Baru Atasi Ketimpangan
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Wacana Pembentukan Kabupaten Muba Timur Siap Diisi 6 Kecamatan
Kecamatan Dampelas
Kecamatan Sojol
Kecamatan Sojol Utara
Kecamatan Balaesang
Kecamatan Balaesang Tanjung
Kecamatan Damsol
Dengan luas sekitar 2.800 km², Kabupaten Donggala Utara akan menjadi salah satu DOB dengan luas wilayah cukup signifikan, yang mencakup hutan lindung, hutan produksi, kawasan konservasi laut, serta daerah tangkapan ikan nelayan tradisional.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Wacana Pembentukan Kabupaten Muba Timur Paling Siap Diwujudkan
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Wacana Pembentukan Tiga Kabupaten Baru Pisah Dari Kabupaten Muba
Potensi Ekonomi: Hutan dan Laut Jadi Aset Strategis
Dalam rencana pembangunan Kabupaten Donggala Utara, dua sektor utama yang akan menjadi fokus adalah pemanfaatan hasil hutan dan sektor perikanan tangkap.
1. Potensi Hasil Hutan
Hutan di wilayah utara Donggala masih tergolong cukup alami dan belum terjamah secara masif oleh aktivitas industri.
Jenis hasil hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi antara lain:
Rotan
Kayu meranti
Kayu ulin
Gaharu
Tanaman obat hutan (herbal lokal)
Selain itu, pengembangan usaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti madu hutan, damar, dan getah juga menjadi prospek yang menjanjikan bagi masyarakat adat dan kelompok tani hutan.