Tahu Campur : Cita Rasa Khas Jawa Timur yang Tak Lekang oleh Waktu

Senin 13-10-2025,10:05 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

Tahu goreng yang lembut berpadu dengan mie kuning kenyal, taoge yang segar dan renyah, serta lento yang gurih dan empuk.

BACA JUGA:Sayur Nangka, Hidangan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Kuliner Modern

BACA JUGA:Gulai Usus Sapi : Kuliner Khas Nusantara yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar

Tak lupa daging sapi yang direbus hingga empuk dan mudah dikunyah menambah kekayaan rasa dalam hidangan ini.

Biasanya, penjual akan menyiramkan kuah panas ke atas semua bahan, kemudian menambahkan bawang goreng dan kerupuk sebagai pelengkap.

“Nikmatnya itu pas semuanya bercampur. Panas, gurih, ada rasa manis dari petis, segar dari sayur. Lengkap banget,” kata Fina, pelanggan setia Tahu Campur Pak Mulyadi.

Meski berasal dari Lamongan dan banyak dijajakan di Surabaya, tahu campur kini telah menyebar hingga ke luar Pulau Jawa.

Di Jakarta, misalnya, sejumlah rumah makan khas Lamongan menyediakan menu tahu campur sebagai andalan mereka.

“Saya pertama kali makan tahu campur waktu kuliah di Surabaya. Sejak saat itu langsung jatuh cinta. Sekarang tiap minggu pasti ke warung Lamongan di sini buat makan tahu campur,” ujar Indra, warga Depok, Jawa Barat.

Kepopuleran tahu campur juga tak lepas dari peran media sosial. Banyak food vlogger dan pecinta kuliner yang mengunggah pengalaman mereka menikmati tahu campur, membuat makanan ini makin dikenal luas.

Di tengah gempuran makanan asing dan cepat saji, tahu campur tetap menunjukkan eksistensinya. Para pelaku UMKM kuliner pun melihat tahu campur sebagai potensi bisnis yang menjanjikan.

“Saya buka gerobak tahu campur sejak dua tahun lalu. Awalnya iseng karena pandemi. Tapi ternyata banyak peminatnya, terutama yang rindu masakan kampung halaman,” ungkap Bu Wati, penjual tahu campur di kawasan Bekasi.

Tak hanya sebagai makanan sehari-hari, tahu campur kini juga mulai diangkat dalam festival-festival kuliner lokal sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia

. Pemerintah daerah Lamongan bahkan pernah menggelar Festival Tahu Campur untuk mempromosikan makanan ini ke wisatawan.

Meski memiliki pakem tradisional, tahu campur juga mengalami berbagai inovasi. Beberapa penjual mulai menambahkan topping kekinian seperti telur rebus, sambal spesial, atau bahkan mengganti lento dengan kentang goreng atau tempe goreng.

Namun bagi pecinta kuliner sejati, rasa asli tahu campur tetap tak tergantikan. “Kalau bisa sih jangan terlalu dimodifikasi.

Kategori :