“Keputusan ini tidak ada kaitannya dengan hasil pertandingan semata. Kami memahami kondisi tim yang sedang menurun, tetapi pelanggaran disiplin seperti ini tidak dapat ditoleransi,” tegas David.
BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Dukung Sriwijaya FC di Babak Playoff Liga 2, Berikan Bonus untuk Setiap Kemenangan
BACA JUGA:7 Ancaman Bagi Klub jika Mundur dari Liga 2, Termasuk Tim Sriwijaya FC, Nah Lho!
Sriwijaya FC sendiri tengah berada dalam kondisi sulit di kompetisi Liga 2 Indonesia musim 2025/2026.
Dalam lima pertandingan terakhir, tim asal Palembang ini hanya mampu meraih satu poin dari hasil imbang 3-3 melawan Persikad Depok di Stadion Pakansari, Bogor.
Empat laga lainnya berakhir dengan kekalahan, membuat Sriwijaya FC terdampar di dasar klasemen sementara.
Meski performa tim menjadi sorotan publik, manajemen menegaskan bahwa Azul sebelumnya masih diberikan kesempatan memperbaiki kinerja tim.
BACA JUGA:Prestasi Makin Jeblok! Suporter Desak Mundur Presiden Sriwijaya FC
BACA JUGA:Suporter Ingin Pemprov Turun Tangan Bantu Sriwijaya FC
Namun, tindakan indispliner dalam kasus terbaru membuat pihak klub kehilangan kepercayaan.
“Kami masih memberikan kepercayaan kepada coach Azul untuk memperbaiki performa tim, meskipun hasilnya belum memuaskan. Tapi, tindakan indisipliner seperti ini jelas mencoreng nama baik klub dan tidak bisa dibiarkan,” tutur David.
Dengan dinonaktifkannya Achmad Zulkifli, manajemen kini tengah menyiapkan langkah strategis untuk menjaga stabilitas tim.
Sementara proses evaluasi internal terus berjalan, posisi pelatih kepala sementara akan diisi oleh asisten pelatih senior hingga ada keputusan lebih lanjut.
“Kami akan segera menunjuk pelatih sementara agar persiapan tim tetap berjalan. Fokus utama kami adalah mengembalikan semangat dan performa pemain di lapangan,” kata David menambahkan.
Keputusan ini menjadi pukulan tersendiri bagi Sriwijaya FC, klub yang pernah menorehkan prestasi besar di kancah sepak bola nasional, termasuk dua gelar Liga Indonesia dan Copa Indonesia di era keemasan mereka.
Kini, manajemen berupaya mengembalikan marwah klub dengan menegakkan disiplin dan memperkuat fondasi tim menjelang laga-laga krusial berikutnya.