Selain itu, PT Pertamina EP Adera Field juga aktif menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) seperti pelatihan keterampilan, bantuan pendidikan, serta kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah kerja.
Dengan pendekatan ini, Pertamina tidak hanya fokus pada hasil produksi semata, tetapi juga memastikan keberlanjutan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar area operasi tetap terjaga.
Keamanan dan keberlanjutan lingkungan menjadi aspek utama dalam setiap kegiatan operasi hulu migas Pertamina. Dalam penerapan Batch Drilling, seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai standar Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).
Djudjuwanto menegaskan bahwa efisiensi tidak boleh mengorbankan aspek keselamatan.
“Kami memastikan setiap tahap operasi dilakukan dengan standar keselamatan tertinggi. Inovasi ini justru membantu kami mengurangi potensi risiko, karena kegiatan mobilisasi alat menjadi jauh lebih minim,” katanya.
Dalam setiap kegiatan operasi hulu migas, aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) menjadi prioritas utama. PHR memastikan bahwa inovasi teknologi yang diimplementasikan selalu selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan dan keselamatan kerja.
“Peningkatan produksi tidak akan berarti apa-apa jika tidak diiringi dengan keselamatan kerja yang optimal. Bagi kami, keselamatan adalah nilai utama yang tidak bisa ditawar,” tegas Djudjuwanto.
Lebih lanjut Djudjuwanto menjelaskan dengan teknologi walking rig, kegiatan mobilisasi alat berat dapat diminimalkan. Hal ini tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan kerja tetapi juga menurunkan jejak karbon dari aktivitas pengeboran.
Rig tidak perlu lagi dibongkar dan dipindahkan menggunakan kendaraan berat, yang selama ini menjadi salah satu sumber utama emisi pada operasi migas konvensional.
Selain itu, penggunaan walking rig yang ramah lingkungan turut mendukung upaya Pertamina dalam menekan emisi karbon dan menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah operasi.
Keberhasilan Adera Field tidak terlepas dari kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Pertamina Hulu Rokan Regional 1 Sumatra terus mendorong sinergi antar lapangan operasi di Sumatera agar penerapan teknologi inovatif dapat lebih merata.
Selain Batch Drilling, Pertamina juga tengah mengembangkan digital monitoring system untuk memantau kinerja rig dan produksi secara real time.
Transformasi digital ini menjadi bagian penting dari upaya menuju operasi hulu migas yang lebih modern, efisien, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi global.
Sementara itu, Ernez Febrian, Drilling Superintendent Zona 4 Pertamina EP, menjelaskan bahwa keberhasilan proyek Benuang tidak lepas dari penggunaan teknologi canggih walking rig, sebuah alat pengeboran modern yang mampu bergerak secara horizontal menuju titik sumur berikutnya tanpa harus dibongkar dan dirakit ulang.
“Dengan walking rig, kami bisa mengebor lima sumur sekaligus di satu pad yang sama. Perpindahan rig dari satu titik ke titik lain hanya membutuhkan waktu hitungan jam, bukan lagi hari seperti metode sebelumnya,” kata Ernez.
Teknologi ini menjadikan operasi pengeboran lebih efisien, ramah lingkungan, dan aman. Karena rig tidak dibongkar pasang berulang kali, potensi risiko kecelakaan kerja pun dapat diminimalkan, dan dampak lingkungan akibat mobilisasi alat berat juga berkurang secara signifikan.