Selain itu, menjaga kualitas bahan dan konsistensi rasa di tengah permintaan tinggi menjadi hal yang tidak mudah.
Namun, menurut pengamat bisnis kuliner Devina Santoso, peluang pengembangan kue cubit masih sangat besar.
“Kue cubit punya keunggulan dari sisi fleksibilitas. Ia bisa dikreasikan menjadi makanan ringan premium, dijual dalam bentuk frozen, atau bahkan diekspor sebagai oleh-oleh khas Indonesia,” ujarnya.
Devina juga menilai bahwa kolaborasi antara pelaku UMKM, pemerintah daerah, dan platform digital dapat membantu memperluas jangkauan pasar jajanan tradisional seperti kue cubit.
Kue cubit kini bukan lagi sekadar jajanan nostalgia, melainkan simbol adaptasi dan kreativitas kuliner Indonesia.
Dari tangan para inovator muda, jajanan sederhana ini berhasil menembus batas zaman dan kembali menjadi favorit masyarakat.
Dengan inovasi rasa, tampilan menarik, dan strategi pemasaran digital yang tepat, kue cubit telah membuktikan bahwa warisan kuliner tradisional dapat tetap relevan — bahkan bersaing di tengah arus globalisasi makanan modern.