PALEMBANG, PALPOS.ID — Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Dr. Drs. H Edward Candra, M.H menegaskan bahwa Pemprov Sumsel terus berupaya mengoptimalkan APBD dan meningkatkan perputaran uang di daerah.
Upaya tersebut juga ditopang oleh percepatan digitalisasi transaksi pemerintah daerah yang akan terus diperkuat pada tahun 2025.
Pernyataan ini disampaikan Edward dalam kegiatan Executive Coffee Morning “Merajut Sinergi, Memacu Akselerasi” bersama Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel, Arifin Susanto, di kantor OJK Sumsel, Jumat (12/12/2025).
Menurut Edward, bicara tentang APBD berarti berbicara tentang masa depan daerah. Ia menegaskan bahwa visi pemerintahan HDCU pada periode kedua, yaitu “Maju Terus Untuk Semua”, menjadi dasar dari seluruh arah pembangunan Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Ajak Warga Berdoa Bersama, Herman Deru Apresiasi Soliditas Masyarakat Palembang untuk Sumatera
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Genjot Optimalisasi APBD dan Perputaran Ekonomi Daerah Menjelang 2026
“Ada 12 program prioritas yang sedang kita jalankan. Prioritas belanja daerah tetap mengacu pada visi dan misi Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur.
Saat ini realisasi APBD telah mencapai 78 persen. Memang ada pergeseran seiring pelantikan kepala daerah yang baru, terutama di sektor infrastruktur. Namun dengan waktu tersisa, kami terus mengoptimalkan anggaran,” ujarnya.
Edward menambahkan bahwa sejumlah program juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat. Karena itu, beberapa agenda perlu terus dikomunikasikan dan disinergikan agar pelaksanaannya berjalan efektif.
Ia menekankan bahwa skala ekonomi daerah tidak hanya ditentukan oleh besar kecilnya APBD.
BACA JUGA:Kunker ke Desa Benawa, Herman Deru Pastikan OKI Terima Anggaran Terbesar Sumsel 2025
BACA JUGA:Kunker ke OKI, Herman Deru Dorong Percepatan Jalan Strategis Jejawi–Pangkalan Panjang
Pemprov Sumsel bahkan berhasil meraih Penghargaan TP2DD Terbaik I se-Sumatera tahun 2025, serta memperluas kemudahan sistem perizinan untuk mendorong aktivitas ekonomi masyarakat.
“Kita akan memasuki tahun 2026 ketika ruang fiskal semakin sempit. Tahun depan, APBD Sumsel turun menjadi Rp9,6 triliun dari Rp11,4 triliun pada tahun sebelumnya,” kata Edward.
Pada kesempatan yang sama, kegiatan Executive Coffee Morning tersebut juga menjadi ajang penggalangan donasi melalui FKIJK Sumsel.