Babat Supat memiliki luas 511,02 kilometer persegi dengan 16 desa.
Letaknya strategis karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuasin dan Kecamatan Sungai Lilin.
Wilayah ini dikenal sebagai salah satu pusat industri migas dan pertambangan di Sumatera Selatan.
Keberadaan perusahaan energi skala besar berpotensi besar meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun, masyarakat menilai kontribusi ekonomi tersebut belum sepenuhnya berdampak pada kesejahteraan lokal.
Pembentukan Muba Timur diharapkan mampu menghadirkan tata kelola kawasan industri yang lebih berkeadilan.
3. Kecamatan Tungkal Jaya: Titik Tengah Wilayah Muba Timur
Kecamatan Tungkal Jaya memiliki luas 821 kilometer persegi dan terdiri dari 16 desa.
Posisi geografisnya berada di tengah-tengah wilayah calon Kabupaten Muba Timur, menjadikannya strategis sebagai pusat pemerintahan atau pusat pertumbuhan ekonomi.
Selain perkebunan dan migas, sektor logistik dan perdagangan menjadi potensi utama.
Infrastruktur jalan relatif lebih baik dibanding kecamatan lain, namun tetap membutuhkan peningkatan kualitas agar mampu mendukung aktivitas ekonomi regional.
4. Kecamatan Sungai Lilin: Motor Penggerak Ekonomi
Sungai Lilin memiliki luas 374,26 kilometer persegi, terdiri dari dua kelurahan dan 13 desa.
Kecamatan ini berada tepat di jalur Jalan Lintas Sumatera, menjadikannya simpul distribusi barang dan jasa antarprovinsi.
Aktivitas ekonomi di Sungai Lilin berkembang pesat, mulai dari perdagangan, jasa perhotelan, rumah makan, hingga UMKM.
Banyak pihak menilai tingkat kemajuan ekonomi Sungai Lilin bahkan melampaui ibu kota Kabupaten Muba saat ini.
Jika Muba Timur terbentuk, Sungai Lilin diyakini menjadi lokomotif ekonomi kabupaten baru.
5. Kecamatan Keluang: Sentra Pertanian dan Transmigrasi
Kecamatan Keluang memiliki luas 400,57 kilometer persegi, terdiri dari satu kelurahan dan 13 desa.