Bandeng Bakar : Kuliner Khas Nusantara yang Kian Mendunia
Aroma asap yang menggoda, rasa gurih yang membekas.-Fhoto: Istimewa-
“Inovasi ini penting supaya kuliner tradisional tidak kalah dengan makanan cepat saji,” kata Chef Dwi Nugroho, pengelola restoran Lautan Rasa di Surabaya.
“Bandeng bakar punya potensi besar untuk jadi ikon kuliner nasional karena rasanya unik, gurih, dan sehat.”
BACA JUGA:Sambal Tempe Balado : Cita Rasa Pedas Nusantara yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Sambal Balado Telur Puyuh, Cita Rasa Minang yang Menyatu di Setiap Gigitan
Selain lezat, bandeng dikenal memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dalam 100 gram daging bandeng terdapat sekitar 20 gram protein, serta kaya akan omega-3, vitamin B12, dan mineral penting seperti fosfor dan selenium.
Tak heran jika para ahli gizi menyebut bandeng sebagai “ikan rakyat” yang mampu menunjang ketahanan pangan nasional.
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, produksi bandeng di provinsi ini mencapai lebih dari 300 ribu ton per tahun, menjadikannya salah satu penghasil bandeng terbesar di Indonesia.
Sebagian besar hasil produksi tersebut diolah menjadi berbagai produk turunan, termasuk bandeng presto, otak-otak, dan bandeng bakar.
“Jika pengolahan dan pemasaran dilakukan dengan baik, bandeng bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat pesisir,” kata Dr. Arif Santoso, pakar ekonomi perikanan dari Universitas Airlangga.
Ia menilai bahwa inovasi dalam pengemasan dan promosi digital dapat membuka peluang ekspor kuliner khas ini ke luar negeri.
Pemerintah daerah juga ikut mendorong popularitas bandeng bakar melalui berbagai festival dan kegiatan promosi.
Salah satunya adalah Festival Bandeng Bakar Nusantara yang digelar di Semarang setiap tahun menjelang Lebaran.
Ribuan ekor bandeng dibakar bersama-sama di tepi Sungai Banjir Kanal Barat, menjadi atraksi budaya sekaligus ajang silaturahmi masyarakat.
“Festival ini bukan hanya soal kuliner, tetapi juga pelestarian budaya,” ujar Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dalam sambutannya pada acara tahun lalu.
Ia berharap tradisi membakar bandeng secara massal dapat terus dijaga sebagai warisan kuliner yang mempererat persaudaraan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:


