Melisa Paulina Angkat Pekasam Peninjauan Sebagai Warisan Budaya Dalam Diskusi Kebudayaan di OKU
Kebersamaan peserta yang hadir dalam Diskusi Kebudayaan di Desa Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Selasa (11/11/2025).--ist
OKU, PALPOS.ID – Melisa Paulina mengangkat pekasam Peninjauan sebagai warisan budaya dalam Diskusi Kebudayaan di Desa Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Selasa (11/11/2025).
Diskusi Kebudayaan bertajuk “Pekasam Peninjauan: Psikologi Rasa, Riwayat dan Warisan Budaya” diselenggarakan sebagai ruang berbagi cerita, pengetahuan, dan upaya pelestarian kuliner tradisional yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat setempat.
Melisa, tokoh perempuan muda Sumatera Selatan sekaligus penulis buku “Pekasam Peninjauan: Psikologi Rasa, Riwayat dan Warisan Budaya”, menjelaskan, makanan tradisional bukan sekadar hidangan, melainkan penyimpan memori, identitas, dan nilai kebersamaan.
“Satu makanan bisa menyimpan ingatan keluarga dan membentuk identitas,” kata Melisa yang menjadi inisiator kegiatan ini.
Melisa berharap diskusi kebudayaan ini menjadi gerakan berkelanjutan. Ia menekankan perlunya keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya lokal.
“Kuliner tradisional dan kearifan lokal memiliki nilai ekonomi dan budaya yang besar. Ini warisan yang sangat mahal dari nenek moyang kita. Pemerintah daerah bisa melihat ini sebagai peluang,” kata Melisa.
Melisa juga menyampaikan apresiasi kepada Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumatera Selatan dan Kementerian Kebudayaan yang telah memfasilitasi kegiatan ini.
“Semoga program bernilai emas ini terus digaungkan secara nasional,” harapnya.
Selain Melisa hadir dua pembicara lain yaitu Fadila, pengrajin pekasam senior di Peninjauan, membagikan pengalaman panjangnya melestarikan kuliner tradisional tersebut.
Ia menekankan pentingnya mewariskan budaya makan pekasam kepada generasi muda. “Kita harus semangat mengenalkan pekasam kepada anak-cucu. Ini makanan yang diwariskan nenek moyang,” ujarnya.
Pembicara lainnya, Reza Yuniska Sari menyoroti pentingnya pemberdayaan komunitas dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kuliner lokal.
Ia mendorong masyarakat agar tidak hanya mengonsumsi pekasam untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga memasarkannya lebih luas.
“Kita harus berani memperkenalkan pekasam ke daerah lain bahkan nasional. Kemas dengan baik, manfaatkan media sosial,” tegas tokoh pemuda aktif di Peninjauan ini.
Upaya pelestarian pekasam ini selaras dengan unsur-unsur pemajuan kebudayaan menurut Kementerian Kebudayaan, yang mencakup tradisi, bahasa, seni, kearifan lokal, warisan budaya benda dan takbenda, serta penguatan komunitas budaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: rilis


