Iklan BANNER GRANDFONDO
Iklan Astra Motor

Beri Harapan Baru bagi Warga Binaan Putus Sekolah, Rutan Prabumulih Kembangkan Program PKBM

Beri Harapan Baru bagi Warga Binaan Putus Sekolah, Rutan Prabumulih Kembangkan Program PKBM

Kepala Rutan Prabumulih, Sandy Wiguna menunjukan rompi pehawai rutan yang diberdayakan sebagai tenaga pendidik dalam progtam PKBM.-Foto:dokumen palpos-

Jadi dengan adanya PKBM ini, mereka bisa belajar dari dasar, agar tidak tertinggal dan bisa lebih siap menjalani kehidupan setelah bebas nanti,” jelas Sandy.

Selain mereka yang tidak tamat SD, hasil assessment internal Rutan menunjukkan jumlah warga binaan yang putus sekolah di jenjang SMP dan SMA juga tergolong tinggi.

BACA JUGA:Setelah Sempat Kritik DPRD, Warga Dusun Prabumulih Suharta Ucim Nyatakan Permohonan Maaf di Hadapan Dewan

BACA JUGA:Gelar RDP Bersama Warga Duspra, DPRD Prabumulih Tegaskan Komitmen Perjuangkan Pembebasan Lahan

Sebagian besar dari mereka berhenti sekolah karena faktor ekonomi, lingkungan, maupun karena tersangkut kasus hukum di usia produktif.

“Jadi banyak warga Prabumulih yang tersandung kasus hukum dan akhirnya putus sekolah. Sebagian besar putusnya di usia produktif, yakni SMP dan SMA.

Setelah mereka masuk ke rutan, tentu sulit untuk kembali bersekolah karena ada stigma dari masyarakat dan kendala biaya,” ujar Sandy.

Pria asal Kabuapen Muara Enim ini menilai bahwa PKBM menjadi solusi terbaik untuk membantu mereka melanjutkan pendidikan tanpa harus kembali ke sekolah formal.

Dengan sistem pembelajaran yang fleksibel dan berbasis modul, warga binaan dapat belajar menyesuaikan dengan kondisi mereka di dalam rutan.

“Program PKBM ini kalau kita optimalkan, bisa betul-betul membantu warga binaan. Jadi reintegrasi sosial itu bisa berjalan maksimal,” tambahnya.

Menurut Sandy, pendidikan juga menjadi kunci utama dalam menekan angka residivis, khususnya kasus narkoba yang masih mendominasi di Prabumulih.

Banyak kasus pengulangan terjadi karena pelaku tidak memiliki keterampilan dan pendidikan yang cukup untuk memulai kehidupan baru setelah keluar dari rutan.

Lebih lanjut Sandy menuturkan, meskipun program PKBM berjalan dengan baik, pihak Rutan Prabumulih masih menghadapi kendala utama yakni kekurangan tenaga pengajar.

Saat ini, kegiatan belajar masih dibantu oleh beberapa pegawai Rutan yang memiliki latar belakang pendidikan S1 bidang pendidikan atau kejuruan.

“Kita memang kekurangan tenaga pendidik PKBM. Untuk mengatasinya, kami memberdayakan pegawai Rutan Kelas IIB Prabumulih yang basic pendidikannya dari jurusan pendidikan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait