Dapil IX DPRD Sumsel Serap Aspirasi Warga Muba
Perjuangkan Nasib Guru Honor Hingga Fasiltas Sekolah
SUMSEL, PALPOS.ID - Sejak tanggal 11-18 Juli 2022, anggota DPRD Prov Sumsel asal daerah pemilihan (dapil) IX melakukan reses di sejumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Muba. Ada banyak aspirasi yang berhasil diserap salah satunya masalah nasib tenaga honorer yang kian mengkhawatirkan.
Rasa khawatir ini disampaikan guru honor, hampir disetiap pertemuan. Terlebih setelah keluarnya SK Menpan soal penghapusan honorer.
Suasana dialog antara anggota dapil IX dengan warga. (Foto: Istimewa)--
Ada banyak desa dan lembaga pendidikan yang dikunjungi anggota DPRD Sumsel yang terdiri Koordinator H Ahmad Toha, dengan anggota Susy Imelda Frederika, Drs H Tamrin, MSi; Abu Sari, SH, MSi; dan H Fatra Radezayansyah ini honorer, termasuk honor guru, telah meninbulkan kekhawatiran tenaga honorer guru di Muba. Mengingat pentingnya keberadaan tenaga honorer guru saat ini, Anggota DPRD Sumsel asal dapil IX berjanji untuk memperjuangkan nasib tenaga honorer ini agar mendapat status yabg lebih baik, begitu pula dengan sarana penunjang pendidikan lainnya.
Hal ini terungkap saat Reses Tahap II Angggota DPRD Sumsel asal dapil IX Muba yang berlangsung pada 11 hingga 18 Juli 2022. Anggota Dapil IX yang mengikuti reses yakni Koordinator H Ahmad ini Toha, dengan anggota Susy Imelda Frederika, Drs H Tamrin, MSi; Abu Sari, SH, MSi; dan H Fatra Radezayansyah.
Selama masa reses, rombongan Dapil IX menemui konstituen dan berdialog untuk menggali aspirasi masyarakat. Beberapa tempat yang dikunjungi yaitu Kecamatan Lais, tepatnya di Desa Tanjung Agung Timur, Desa Tanjung Agung Utara, Desa Tanjung Agung Selatan, SMAN 4 Lais, dan Puskesmas Lais.
Warga Lawang wetan antusias menyimak penjelasan dewan. (Foto: Istimewa)--
Kemudian ke desa-desa lain seperti Desa Bukit Jaya Kecamatan Sungai Lilin, Kelurahan Babat Kecamatan Babat Toman, dan Desa Rantau Panjang Kecamatan Lawang Wetan.
Di Kecamatan Sekayu, rombongan menggelar pertemuan di SMK 2 Sekayu, SMK 1 Sekayu, dan Desa Lumpatan. Selanjutnya ke Desa Air Putih Hulu Kecamatan Plakat Tinggi.
Dapil IX juga ke Kecamatan Sungai Keruh dan menggelar pertemuan di Desa Pagar Kaya, Desa Gajah Mati, dan Desa Tebing Bulang. Selanjutnya ke Kecamatan Batang Hari Leko, di mana pertemuan dipusatkan di Desa Pangkuasan dan Desa Saud.
Dijumpai usai reses, Ahmad Toha mengatakan, persoalan guru honor mendapat perhatian serius dan masuk skala prioritas Dapil IX. Toha menjelaskan, persoalan guru honor ini sudah lama diperjuangkan. Bahkan sejak guru honor K2 yang dari dulu tidak ada harapan.
Usai dialog, anggota dapil IX foto bersama pegawai Puskesmas Lais. (Foto: Istimewa)--
Kini, para guru honor yang tak diangkat menjadi PNS, akan diperjuangkan jadi pegawai PPPK. “Di mana Sumsel ini ada 3.500 yang diperjuangkan untuk bisa ikut PPPK, jadi kita minta kuota,” kata Toha.
Selain soal nasib guru honor, Toha yang berlatar belakang guru mengatakan, Dapil IX juga akan mencoba memperjuangkan agar rencana penghapusan guru honor bisa dibatalkan, atau setidaknya ditunda. Menurut Toha, dunia pendidikan masih butuh peran serta guru yang berstatus honorer.
Iapun menambahkan, berkaitan dengan nasib guru honor, DPRD Sumsel dalam bulan ini akan memperjuangkan nasib guru honor, inisiatif penghapusan guru honor harus ditunda dulu, karena kalau mau menghapus tenaga guru honor sama dengan menghapus pendidikan, karena tujuan bernegara ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Usai dialog dengan warga Lais, silaturhami ditutup dengan doa.bersama. (Foto: Istimewa)--
”Kalau tidak ada yang mengajar, lalu siapa yang akan mengajar, guru honor inilah yang harus kita prioritaskan karena mereka mengajar walaupun dengan gaji yang tidak jelas tetapi mereka masih terpanggil untuk mencerdaskan anak bangsa,” tegas Ahmad Toha.
Aspirasi lain yang disampaikan warga berkaitan dengan infrastruktur jalan, perbaikan bangunan fisik sekolah. Soal jalan, Toha mengakui, jalan raya di Muba banyak yang rusak parah.
“Jalan raya dari Bayung Lencir ke Palembang, Sekayu ke Palembang, sekarang ini jalan raya ini kondisinya dalam keadaan sakaratul maut. Kalau hujan kayak kubangan tapi kalau kemarau ya kita mandi debu,” ujar Toha.
Anggota dapil Ix Reses di SMAN 4 Lais. (Foto: Istimewa)--
“Kita selalu menyuarakan baik secara kepartaian maupun pribadi melalui pandangan-pandangan umum dan sudah kita komunikasikan dengan balai besar tetapi semua melalui proses, alhamdulilah sekarang sudah mulai berjalan,” kata Ahmad Toha.
Aspirasi lain berkaitan dengan pendangkalan sungai, khusus di daerah Kecamatan Babat Supat. Di sini kalau musim hujan debit air terlalu over sehingga membuat anjlok perekonomian. Pasalnya di wilayah ini perekonomian berbasis sawit dan karet yang sangat terdampak bila banjir.
Masih bicara tentang pertanian, Toha mengaku para wakil rakyat merasa berdosa. Sebab banyak petani mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk dan harganya pun mahal serta langka sedangkan harga sawit sekarang sedang turun. “Komoditas di Muba ini berbasis pertanian, jadi kalau harga sawit turun ya bagaimana,” kata Toha.
Ada juga aspirsi terkait tenaga kerja. Warga Muba berharap perusahaan di Muba memprioritaskan tenaga kerja dari lokal. “Jangan sampai di Muba ini banyak perusahaan tapi tenaga kerjanya impor dari luar, ini kan dzolim. Ke depan kami akan mendorong, akomodasi tenaga kerja akan berbasis daerah tanpa mengabaikan skill,” ujar Toha.
Terhadap semua aspirasi yang diserap, Toha mengatakan, semua akan ditindaklanjuti. Ada tiga yang menjadi prioritas yakni nasib para guru honorer, sekolah, dan bidang pertanian khususnya harga sawit. (del/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: