Bisa Jadi Cuan, Pelihara Patin dan Lele Kerambah, Ini Tipsnya..

Bisa Jadi Cuan, Pelihara Patin dan Lele Kerambah, Ini Tipsnya..

Aldi (24), menantu Abu Hasan (52) saat memberikan Pakan Pur ikan kepada salah satu kerambah miliknya, Kamis, 12 Januari 2023.Foto:Diansyah/Palpos.Id--

KAYUAGUNG, PALPOS.ID - Untuk membesarkan bibit ikan patin dan lele kerambah ternyata tidak semudah yang dibayangkan.

Bagi orang yang mudah menyerah, mungkin akan langsung berhenti menjadi pengusaha patin dan lele kerambah.

Faktanya, membesarkan ikan patin dan lele kerambah itu ialah gampang-gampang susah.

Seperti yang dialami Abu Hasan (52), salah satu pengusaha patin dan lele kerambah asal  Desa Arisan Buntal, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten OKI.

BACA JUGA:Ternyata Jalan Tol Lubuklinggau-Bengkulu tak Masuk Prioritas, Ini Tanggapan Walikota Lubuklinggau

Saat dibincangi Palpos.Id, dia mengatakan, ikan lele dan patin paling cepat dalam delapan bulan sudah bisa panen, dan paling lambat bisa dalam waktu setahun.

"Dari 10 ribu bibit yang kita coba besarkan, palingan hanya seribu bibit yang selamat hingga dewasa atau tidak mati," ungkapnya, Kamis, 12 Januari 2023.

BACA JUGA:Sibuk Nggak Bisa Datang Langsung, BPJS Ketenagakerjaan Buka Layanan Online 24 Jam

Ia menambahkan, penyebab kematian ialah kondisi sungai yang masam membuat ikan-ikan pada mabuk dan mati.

"Selain itu, juga karena faktor limbah pabrik yang dibuang oleh orang perusahaan ke sungai," ujarnya.

Dikatakannya lagi, pemberian pakan menjadi faktor penting dalam membuat ikan cepat dewasa. Semakin sering atau banyak, maka ikan akan semakin cepat besar pula.

"Ada dua jenis pakan yang kita gunakan yakni Pur dan usus ayam. Untuk Pur, biasanya diberikan kepada ikan yang masih kecil, sedangkan usus ayam kepada yang cukup dewasa," tuturnya.

Kepada Palpos.Id, Hasan sendiri mengaku sudah belasan tahun menjadi pengusaha lele dan patin kerambah. Menurutnya, sejak sekitar tahun 2005 atau harga ikan masih Rp 6 ribu per Kg.

BACA JUGA:Jalan Soekarno Hatta Palembang Macet Total Sampai 2 Kilometer, Ternyata Disebabkan Ini…
"Kalau sekarangkan perkilogramnya, sudah mencapai Rp 22 sampai 23 ribu. Dan kadang saat lagi turun bisa diharga Rp 20 ribu," jelasnya.

Masih katanya, saat ini dia memiliki sekitar 9 kerambah yaitu 3 kerambah untuk ikan bibit dan
6 kerambah untuk ikan besar.

"Satu kerambah itu kalau untuk bibit, 10 ribu pun muat. Namun, untuk yang sudah dewasa sekitar 600 sampai 700 ekor," imbuhnya.

Lebih lanjut, mereka membeli satu ekor bibit ikan dengan harga Rp 170. Dimana menurutnya, walau dari 10 ribu bibit yang hidup hanya seribu, namun mereka masih tetap untung.

"Seribu ekor ikan dewasa itu bisa mencapai 7 sampai 8 pikul atau 700 - 800 Kg. Kalikan saja dengan harga per kilo dan dikurangi biaya pemberian pakan," jelasnya.

Lebih jauh, pembeli yang suka datang kepadanya berasal dari masyarakat setempat, langganan seperti dari rumah makan dan lain sebagainya.

"Kalau masyarakat suka beli kiloan, sedangkan rumah makan suka beli pikulan. Ada dari Kayuagung dan ada dari luar OKI, seperti Tanjung Raja," tutupnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: