Motor Ditarik Paksa, Puluhan Massa Datangi Kantor BFI Baturaja

Motor Ditarik Paksa, Puluhan Massa Datangi Kantor BFI Baturaja

Puluhan massa dari Himpunan Masyarakat OKU saat mendatangi kantor BFI Baturaja. Eko/Palpos.id--

BATURAJA, PALPOS.ID - Kantor Pembiayaan Bunas Finance Indonesia (BFI) Cabang Baturaja, Selasa (29/8) pagi di geruduk puluhan massa dari Himpunan Masyarakat OKU. 

Massa yang mendampingi Dian, seorang nasabah BFI finance itu mendatangi kantor lising untuk meminta pihak perusahaan pembiayaan mengembalikan unit sepeda motor milik Nasabah yang telah disita paksa oleh karyawan BRI finance.

Saat di konfirmasi, Dian mengaku telah menjaminkan BPKB sepeda motornya ke BFI finance dengan meminjam uang sebesar Rp8 juta dengan tenor selama 2 tahun (24 bukan). 

Dian mengakui bahwa selama perjalanan kredit itu, dirinya telah menunggak pembayaran selama 8 bulan.

“Lalu pihak leasing ini menyita kendaraan sepeda motor Honda beat BG 2705 FAG dan meminta saya untuk membayar angsuran selama 2 bulan dulu. Lalu kata leasing motor bisa dikembalikan,” ujar Dian.

Namun, kata Dian setelah keesokan harinya dirinya menyiapkan uang dan hendak menyetorkan uang tersebut ke BFI Finance, tiba – tiba BFI tak menerima dan meminta pelunasan angsuran.

Padahal menurut Dian, tak ada perjanjian harus melunasi saat negosiasi di rumah Dian sehari sebelumnya. “Inikan pemerasan,” timpal Dian.

Lebih aneh lagi, lanjut Dian saat dirinya dan massa dari Himpunan Masyarakat OKU mendatangi leasing BFI finance ternyata unti sepeda motor miliknya tak berada di kantor itu. Bahkan pimpinan cabang leasing BFI finance tak bersedia menemui Dian. “Motor itu tak ada di kantor ini. Lantas, kemana motor milik saya itu,” tanya Dian.

Mengetahui permasalahan tak bakal selesai, Dian dan massa akan mendatangi Polres OKU untuk membuat laporan pengaduan. “Kita akan laporkan masalah ini ke Polres OKU,” tegas Dian.

Sementara, saat dihubungi wartawan managemen leasing BFI Finance tak bersedia ditemui. Bahkan security BFI Finance Ever Nado yang dimintai tolong untuk menyampaikan kepada pimpinannya terkesan berbelit-belit, bahkan terkesan menghindar.

“Kalau pimpinan saya di Palembang pak, kalau disini yang berwenang saya kurang tahu. Nanti saya sampaikan kedalam dulu,” pungkasnya seraya menghindar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: