Wacana Tiga Provinsi Baru di Pulau Sumatera: Pemekaran Sumatera Utara Menuju Era Otonomi Baru

Wacana Tiga Provinsi Baru di Pulau Sumatera: Pemekaran Sumatera Utara Menuju Era Otonomi Baru

Pemekaran Kabupaten di Sumatera Utara: Langkah Nyata Menuju Pemerataan Pembangunan Melalui Otonomi Baru.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Provinsi Kepulauan Nias menjadi salah satu calon provinsi baru yang diusulkan. 

Alasan utama pemisahan diri ini berkaitan dengan kondisi geografis dan latar belakang budaya yang berbeda. 

Kabupaten Nias, Nias Utara, Nias Selatan, Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli adalah lima daerah yang berencana untuk bergabung dalam Provinsi Kepulauan Nias. 

Dengan populasi mencapai lebih dari 890 ribu jiwa, provinsi ini memiliki potensi bahan galian bangunan seperti batugamping, batupasir, pasir, dan sirtu. 

Selain itu, Kepulauan Nias juga kaya akan potensi perikanan laut dan sektor wisata.

2. Provinsi Tapanuli

Provinsi Tapanuli merupakan rencana pemekaran lainnya dari Provinsi Sumatera Utara. 

Enam kabupaten/kota, termasuk Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Toba, Samosir, Sibolga, dan Humbang Hasudutan, berencana untuk membentuk Provinsi Tapanuli. 

Dengan populasi sekitar 1.32 juta jiwa dan luas wilayah 12.75 ribu kilometer persegi, provinsi ini akan mencakup Danau Toba sebagai salah satu daya tarik utamanya. 

Sektor pertanian dan perkebunan menjadi tulang punggung ekonomi di sini, dengan fokus pada tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

3. Provinsi Sumatera Tenggara

Provinsi Sumatera Tenggara menjadi solusi untuk memudahkan kendali pemerintahan di lima kabupaten/kota yang jauh dari ibukota Provinsi Sumatera Utara. 

Daerah ini mencakup Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, dan Tapanuli Selatan. 

Dengan jumlah penduduk mencapai 1.53 juta jiwa dan luas wilayah 20.08 ribu kilometer persegi, Provinsi Sumatera Tenggara memiliki potensi proyek strategis nasional, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air. 

Selain itu, Salak Tapanuli Selatan yang merupakan tanaman endemic memiliki nilai ekonomi tinggi dengan rasa yang khas, menyediakan peluang ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: