Konflik Internal PBNU dan PKB: Ancaman Perpecahan di Kalangan Kiai dan Pengasuh Pesantren

Konflik Internal PBNU dan PKB: Ancaman Perpecahan di Kalangan Kiai dan Pengasuh Pesantren

Konflik Internal PBNU dan PKB: Ancaman Perpecahan di Kalangan Kiai dan Pengasuh Pesantren.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

“Kalau begini kan PBNU sendiri yang melenceng dari khittah untuk tidak berpolitik praktis. Apa yang dilakukan hari ini jelas melanggar khittah NU,” tegas Kiai Zamzami.

Kiai Zamzami juga menyampaikan bahwa keresahan yang terjadi akibat langkah-langkah PBNU terhadap PKB bukan hanya dirasakan oleh dirinya, tetapi juga oleh banyak pengurus NU di tingkat wilayah dan cabang. 

Mereka mungkin melihat tindakan PBNU sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, namun banyak di antara mereka yang enggan bersuara karena khawatir dengan benturan struktural yang mungkin terjadi.

“PWNU maupun PCNU, saya yakin mereka juga menilai ini tidak logis. Namun, tentu tidak semuanya mau bersuara karena ada benturan struktural,” katanya.

Kiai Zamzami berharap agar PBNU kembali ke khittahnya sebagai organisasi kemasyarakatan yang fokus pada kepentingan umat dan menjauh dari politik praktis. 

Dengan demikian, NU dapat kembali menjadi penengah yang efektif dalam menghadapi berbagai polarisasi yang terjadi di masyarakat.

Masa Depan NU di Tengah Konflik

Konflik antara PBNU dan PKB yang semakin memanas ini memang menjadi ancaman serius bagi keutuhan NU. 

Banyak pihak yang khawatir bahwa jika konflik ini tidak segera diselesaikan, maka dampaknya akan sangat merugikan umat, terutama di kalangan Nahdliyin. 

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkrit dari para pemimpin NU untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan organisasi ini ke jalur yang sesuai dengan khittahnya.

Masa depan NU sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia sangat bergantung pada kemampuannya untuk tetap netral dan tidak terlibat dalam politik praktis. 

Jika NU dapat mempertahankan peran ini, maka organisasi ini akan terus menjadi pengayom bagi umat Islam di Indonesia.

Namun, jika NU terus terlibat dalam konflik politik, maka dampaknya akan sangat merugikan bagi keutuhan umat dan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi ini.

Dengan semakin meningkatnya tekanan dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan kiai dan pengasuh pesantren, besar kemungkinan bahwa NU akan menghadapi tantangan besar di masa depan jika tidak segera mengakhiri konfliknya dengan PKB.

Langkah-langkah strategis dan bijaksana sangat diperlukan untuk memastikan bahwa NU tetap menjadi organisasi yang berfungsi sebagai penyejuk umat, bukan sebagai sumber kegaduhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: