Krisis Ruang Kelas, SMAN 5 OKU Butuh Perhatian Serius

Krisis Ruang Kelas, SMAN 5 OKU Butuh Perhatian Serius

Kepala SMAN 05 OKU, Ismakun Ranau Wijaya (kiri) meninjau ruangan tambahan yang terbengkalai sejak 2016 lalu. Foto: Eko/Palpos.id--

BATURAJA, PALPOS.ID - SMA Negeri 5 Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) tengah menjadi sorotan publik karena masalah infrastruktur yang menghambat proses belajar mengajar.

Dari total 15 ruang kelas yang ada, tiga di antaranya tidak dapat digunakan karena proyek pembangunan ruang kelas tambahan yang terhenti sejak tahun 2016.

Sebelumnya, pihak sekolah telah melibatkan praktisi hukum dan pengamat untuk mendesak kelanjutan pembangunan.

Selain itu, revitalisasi infrastruktur tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan proses belajar mengajar. Sehingga dukungan pemerintah dan pihak terkait sangat diharapkan.

Diketahui, SMA Negeri 5 OKU memiliki 38 guru, termasuk 4 guru penggerak, dengan rencana penambahan menjadi 6 guru penggerak di masa depan.

Peran guru penggerak sangat penting dalam mendorong inovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi efektivitas mereka tergantung pada kondisi infrastruktur yang mendukung.

“Saya berharap pemerintah daerah dapat memastikan proyek pembangunan diselesaikan tepat waktu agar sekolah dapat berkembang dan mencetak generasi penerus berkualitas,” ungkap Kepala SMAN 05 OKU, Ismakun Ranau Wijaya, Selasa 10 September 2024.

BACA JUGA:Disdik OKU Gelar Bimtek Penyusunan Laporan BOP PAUD 2024

BACA JUGA: OKU Kekurangan Tenaga Pengawas Jenjang SMP

Dirinya juga mengatakan jika keterbatasan ruang ini membuat sekolah harus beradaptasi dengan kondisi yang ada, sementara jumlah siswa terus bertambah setiap tahunnya. “Jika bangunan ini selesai, daya tampung siswa akan meningkat signifikan,” ujarnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Dr. Khorul Buddy Nagara dari Komisi Nasional Pendidikan (Komnas Pendidikan) Sumatera Selatan melakukan kunjungan langsung ke lokasi.

Ia menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap bangunan terbengkalai tersebut yang tidak hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga memboroskan anggaran.

Dr. Khorul berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan untuk menemukan solusi.

“Kami akan mengusulkan rapat dengan pihak terkait, termasuk kejaksaan, guna membahas kelanjutan proyek. Harapannya, bangunan ini bisa digunakan tahun depan, sehingga kapasitas sekolah meningkat dan siswa dapat belajar dengan lebih nyaman,” jelas Dr. Khorul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: