GAPNI: Potensi Negara Hilang Rp79 Triliun dari Air Kelapa yang Terbuang Sia-sia
GAPNI: Potensi Negara Hilang Rp79 Triliun dari Air Kelapa yang Terbuang Sia-sia.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
BACA JUGA:Manisnya Kombinasi Alpukat dan Nangka dalam Es Kelapa yang Menggugah Selera
Dengan memanfaatkan air kelapa dan bagian lain dari kelapa yang selama ini diabaikan, Indonesia bisa menghasilkan produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tinggi tetapi juga berdaya saing di pasar internasional.
Tantangan Menuju Hilirisasi Kelapa
Meskipun potensi kelapa sangat besar, Derri mengakui masih ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam upaya hilirisasi kelapa di Indonesia.
Salah satu tantangan terbesar adalah distribusi sumber daya alam dan tenaga kerja yang tidak merata.
Sumber air kelapa banyak terdapat di daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau, sementara tenaga kerja yang dapat mengolahnya masih sulit ditemukan di daerah tersebut.
"Pulau Jawa memang memiliki tenaga kerja yang melimpah, namun sayangnya, bahan baku kelapa justru lebih banyak berada di luar Jawa. Ini menjadi salah satu tantangan besar dalam pengembangan industri kelapa," ungkap Derri.
Selain itu, teknologi pengolahan air kelapa di Indonesia masih belum maksimal.
Banyak industri pengolahan air kelapa masih didominasi oleh industri rumah tangga yang belum mampu memenuhi skala produksi besar.
Dengan demikian, dibutuhkan investasi lebih lanjut dalam hal teknologi dan infrastruktur untuk memaksimalkan potensi air kelapa.
Pemerintah dan pihak terkait perlu mendorong hilirisasi kelapa dengan memberikan insentif dan dukungan bagi industri pengolahan kelapa.
Pembangunan infrastruktur yang mendukung distribusi bahan baku dan tenaga kerja juga menjadi hal yang penting agar industri kelapa dapat berkembang dengan lebih baik di masa depan.
Strategi dan Rencana Hilirisasi Kelapa 2025-2045
Untuk menghadapi tantangan tersebut, GAPNI bersama pemerintah dan pihak-pihak terkait telah menyusun Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025-2045.
Peta jalan ini berfokus pada pengembangan industri kelapa yang lebih komprehensif, mulai dari pemanfaatan seluruh bagian kelapa hingga pengembangan produk turunan yang bernilai tinggi.
Dalam peta jalan ini, GAPNI menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi dalam mengembangkan teknologi pengolahan kelapa yang lebih canggih.
Selain itu, GAPNI juga mendorong pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah-daerah penghasil kelapa agar distribusi bahan baku kelapa dapat lebih efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: