Debat Publik Pilkada Sumsel 2024: Adu Gagasan dan Solusi Inovatif Cawagub untuk Masa Depan Sumatera Selatan

Debat Publik Pilkada Sumsel 2024: Adu Gagasan dan Solusi Inovatif Cawagub untuk Masa Depan Sumatera Selatan

Debat Publik Pilkada Sumsel 2024: Adu Gagasan dan Solusi Inovatif Cawagub untuk Masa Depan Sumatera Selatan.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Cawagub nomor 2 mengusulkan pentingnya mengembangkan potensi geotermal tanpa merusak ekosistem setempat. 

Ia berharap dengan pendekatan yang menyeluruh, Sumsel dapat menjadi pelopor energi bersih di tingkat nasional.

BACA JUGA:Elektabilitas Herman Deru-Cik Ujang Unggul di Pilgub Sumsel 2024: Survei Cyrus Network Selisih 64,7 Persen

BACA JUGA:Herman Deru-Cik Ujang Deklarasikan Diri Maju di Pilkada Sumsel 2024 dengan Dukungan Enam Partai

4. Pendidikan dan Kesehatan: Hak Dasar yang Harus Dijamin

Cawagub nomor 2 melanjutkan dengan menanyakan pada Anita tentang cara memperbaiki pendidikan dan kesehatan di Sumsel, terutama dalam hal penanganan angka putus sekolah dan peningkatan fasilitas kesehatan. 

Anita berkomitmen bahwa pendidikan dan kesehatan adalah hak dasar yang harus dijamin bagi masyarakat. 

Ia mengusulkan untuk memperbarui data UHC (Universal Health Coverage) sehingga seluruh warga yang membutuhkan layanan kesehatan bisa terjangkau.

Selain itu, Anita menegaskan pentingnya pendidikan gratis serta berjanji memberantas pungli di sekolah. 

Ia menekankan bahwa Pemprov harus lebih konsisten dalam mengelola bantuan agar pungutan liar tidak membebani masyarakat.

5. Konflik Agraria dan Kebijakan Satu Peta

Cawagub nomor 1 bertanya kepada Rizki Aprilia terkait penyelesaian konflik agraria yang kerap terjadi di wilayah perkebunan dan transmigrasi. 

Rizki menyarankan solusi berupa penerapan kebijakan “Satu Peta,” yang menyelaraskan data lahan, kawasan konservasi, dan area perkebunan. Dengan dukungan kebijakan ini, diharapkan konflik-konflik agraria dapat diminimalkan.

Menanggapi itu, Cik Ujang menegaskan pentingnya mediasi yang aktif antara masyarakat dan pihak perkebunan. 

Dengan pendekatan kolaboratif ini, ia yakin konflik agraria bisa dikurangi, memberikan masyarakat akses lebih aman untuk berkebun tanpa ancaman konflik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: