Mengungkap Sejarah Mercy Bagong, Truk Gagah Penyebar Energi ke Pelosok Negeri

Mengungkap Sejarah Mercy Bagong, Truk Gagah Penyebar Energi ke Pelosok Negeri

Dari kota hingga pelosok, Mercy Bagong menjadi saksi bisu distribusi energi di Indonesia-foto: @facebook_Nostalgia era 80 an post-

Ada banyak ciri khas yang melekat pada Mercy Bagong ini. Salah satu yang paling diingat adalah suara mesinnya.

Suara mesin diesel yang mendesis menjadi tanda khas yang mudah dikenali dari kejauhan.

BACA JUGA:Honda Luncurkan New PCX160 dengan Tiga Tipe dan Tampilan Lebih Berkelas

BACA JUGA:Mesin Diesel Tangguh, Harga Terjangkau: Rahasia Larisnya Kijang Innova Reborn

Tak hanya itu, di bagian bawah kolong belakang truk ini terdapat rantai yang menjuntai hingga menyentuh permukaan jalan.

Banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya fungsi rantai tersebut? Konon, rantai ini berfungsi sebagai arde pengaman untuk mengalirkan listrik statis dari bodi truk ke tanah, mengingat muatan BBM yang dibawanya sangat mudah terbakar.

Tidak kalah menarik adalah antena di kedua sisi depan truk yang menyerupai kumis lele.

Bagi yang belum mengetahui, banyak yang mengira antena tersebut adalah alat komunikasi atau bahkan antena Wi-Fi (meskipun teknologi itu belum ada pada masa itu).

Ternyata, antena tersebut memiliki fungsi praktis sebagai panduan sopir dalam melewati jalan sempit atau saat bermanuver di gang-gang kecil.

Dengan antena tersebut, sopir dapat memperkirakan jarak truk dengan objek di sekitarnya, sehingga mengurangi risiko benturan.

Selain itu, tulisan "Truk BBM Dilarang Menumpang" yang terpampang di bagian depan juga menjadi ciri khas yang tak terlupakan.

Ironisnya, meskipun ada larangan tersebut, truk ini sering kali menjadi tumpangan favorit para tentara yang ingin mudik.

Hal ini menambah cerita unik sekaligus romantis tentang bagaimana truk ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Pada era sebelum infrastruktur jalan raya berkembang seperti sekarang, truk seperti Mercy Bagong memiliki peran vital dalam distribusi bahan bakar.

Jalur transportasi yang sulit, medan berbukit, hingga jarak yang jauh dari kota besar ke desa-desa terpencil menjadikan kendaraan ini sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: