Pertamina Drilling dan PGN Gagas Luncurkan Sistem Pengeboran Ramah Lingkungan dengan DGBS

Pertamina Drilling dan PGN Gagas Luncurkan Sistem Pengeboran Ramah Lingkungan dengan DGBS

Pekerja PT Pertamina Drilling Services Indonesia tengah melakukan pengecekan.-Foto:dokumen palpos-

PGN Gagas telah menyiapkan beberapa infrastruktur penting untuk mendukung implementasi DGBS, termasuk satu unit Gas Transport Module (GTM) 10 feet yang mampu menampung kurang lebih 1.000 m³ gas bumi, serta satu unit Pressure Reduction System (PRS) ukuran 300 yang mampu menurunkan tekanan gas bumi hingga 300 m³ per jam.

“Kami akan menyiapkan pasokan gas yang diambil dari SPBG terdekat, salah satunya SPBG Purwakarta. Selanjutnya gas akan dibawa menggunakan GTM, diturunkan tekanannya menggunakan PRS untuk dimasukkan ke dalam instalasi dan diteruskan ke dalam engine,” ungkap Baskara.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Usulan Pembentukan Kabupaten Cirebon Timur Terus Bergulir

BACA JUGA:Kapan Pencairan THR ASN 2025 Sebesar Rp50 Triliun: Ini Penjelasan Pihak Kemenko Perekonomian

Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, menjelaskan bahwa Pertamina Drilling terus mengembangkan program inisiatif penurunan emisi untuk berkontribusi pada pencapaian penurunan emisi karbon nasional.

“Salah satunya adalah program Dynamic Gas Blending System ini. Pertamina Drilling berkomitmen untuk tidak hanya fokus pada aspek bisnis, tetapi juga pada kelestarian lingkungan,” tuturnya.

Di tempat yang berbeda, Direktur Utama PGN Gagas, Santiaji Gunawan, menekankan komitmen PGN Gagas dan Subholding Gas untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission. 

“Efisiensi dan penurunan emisi karbon pada proses pengeboran ini tidak hanya akan berdampak pada sinergi antara Pertamina Drilling dan PGN Gagas, tetapi juga akan memberikan kontribusi positif pada transisi energi nasional,” jelas Santiaji.

Santiaji menambahkan bahwa implementasi DGBS merupakan langkah awal yang signifikan.

“Jika langkah ini mencatatkan hasil yang baik, maka selanjutnya penggunaan DGBS akan dilakukan di titik lain sehingga cost optimization yang diperoleh akan berdampak positif,” katanya.

Selama ini, operasional pengeboran minyak dan gas di Indonesia umumnya mengandalkan bahan bakar minyak (BBM).

Namun, dengan penerapan teknologi DGBS, kini BBM dapat dikombinasikan dengan gas, sehingga operasional menjadi lebih fleksibel dan hemat energi.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar sekaligus mengurangi emisi karbon hingga 30%. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: