Tren Usaha 2025 di Palembang: Bisnis Minuman Keliling dan Digitalisasi

Tren Usaha 2025 di Palembang: Bisnis Minuman Keliling dan Digitalisasi

Tren Usaha 2025 di Palembang: Bisnis Minuman Keliling dan Digitalisasi-Foto:dokumen palpos-

Sebagai bagian dari strategi digitalisasi, Kochi merilis sebuah aplikasi yang dapat diunduh melalui Play Store.

Dengan aplikasi ini, pelanggan dapat dengan mudah melakukan pemesanan secara online serta menikmati layanan delivery (pengiriman) langsung ke lokasi mereka.

"Pecinta kopi dan minuman lainnya bisa pesan dari akun aplikasi Kochi. Promo awal di 18-30 Maret 2025 hanya Rp2 ribu untuk seluruh menu," jelas Akmal.

Promosi ini menjadi strategi efektif untuk menarik lebih banyak konsumen agar mencoba layanan digital yang disediakan oleh Kochi.

Dengan harga yang sangat terjangkau selama masa promosi, diharapkan lebih banyak pelanggan yang tertarik untuk mengunduh aplikasi dan mulai menggunakan layanan digital tersebut.

Kochi dan Ekspansi ke Wilayah Lain

Pemilik atau Owner Kochi Palembang, Irwan, menjelaskan bahwa nama "Kochi" memiliki makna unik, yaitu "kocok sembilan", yang mengacu pada proses pengocokan minuman sebanyak sembilan kali sebelum disajikan.

Filosofi ini mencerminkan perhatian terhadap kualitas dan konsistensi dalam penyajian produk.

Saat ini, Kochi telah tersebar di 50 titik penjualan di Kota Palembang dan terus memperluas jangkauannya.

Ke depan, Kochi menargetkan ekspansi hingga ke Batam dan wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

"Selain pesan pakai barcode aplikasi sistem digital, Kochi juga sudah pakai gerobak listrik," kata Irwan.

Penggunaan gerobak listrik merupakan langkah inovatif yang diambil oleh Kochi dalam mendukung keberlanjutan dan efisiensi operasional.

Dengan menggunakan gerobak listrik, Kochi tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas dalam berjualan.

Namun, Irwan juga menekankan bahwa meskipun Kochi telah mengadopsi teknologi digital, pihaknya tetap memberikan layanan bagi konsumen yang tidak terbiasa menggunakan aplikasi atau tidak memiliki telepon pintar (smartphone).

"Bagi konsumen yang ingin memesan Kochi tanpa aplikasi juga tetap dilayani langsung. Tidak semua orang bisa pakai aplikasi, dan tujuan kami adalah menyasar semua kalangan konsumen," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: