Usai Dibantai Korea Utara,Timnas Indonesia Didesak Perkuat Fisik Pemain!

Usai Dibantai Korea Utara,Timnas Indonesia Didesak Perkuat Fisik Pemain!

Usai Dibantai Korea Utara,Timnas Indonesia Didesak Perkuat Fisik Pemain!-Fhoto: Tangkapan Layar Facebook Garuda Space-

PALPOS.ID - Kekalahan telak yang dialami Timnas Indonesia U-17 dari Korea Utara dalam perempat final Piala Asia U-17 2025 menjadi tamparan keras bagi skuad asuhan Nova Arianto.

Bertanding di King Abdullah Sports City Hall Stadium, Arab Saudi, Senin (14/4), Garuda Asia tumbang dengan skor mencolok 0-6.

Hasil ini sekaligus memupus harapan mereka melaju lebih jauh di turnamen kontinental.

Namun di balik kekalahan menyakitkan ini, suara evaluasi pun lantang disuarakan. Salah satunya datang dari pengamat sepakbola nasional, Mohamad Kusnaeni.

BACA JUGA:Lazio 3-1 Bodo/Glimt: Agregat Imbang, Lazio Kalah Adu Penalti

BACA JUGA:Frankfurt Tersingkir, Tottenham Melaju dengan Agregat 2-1

Ia menilai hasil buruk tersebut menjadi alarm keras bagi pelatih Nova Arianto dan PSSI untuk segera berbenah menyambut Piala Dunia U-17 2025 yang tinggal menghitung bulan.

“Dari pertandingan itu, sejumlah hal penting harus segera dilakukan coach Nova dan PSSI,” ujar Kusnaeni dalam wawancara dengan Okezone.

Menurutnya, salah satu kelemahan yang sangat terlihat dalam skuad saat ini adalah kurangnya pemain dengan postur dan kekuatan fisik yang mumpuni.

Meskipun secara teknik para pemain dinilai sudah cukup baik, namun saat berhadapan dengan tim-tim yang secara fisik lebih dominan seperti Korea Utara, kelemahan itu menjadi sangat mencolok.

BACA JUGA:Laga di Old Trafford: MU Singkirkan Lyon Skor 5-4! 120 Menit Tensi Tinggi!

BACA JUGA:Inter Milan Lolos ke Semifinal Liga Champions Usai Tahan Imbang Bayern 2-2

“Penguatan tim dengan menambah materi pemain yang punya postur dan kualitas fisik untuk bersaing dengan pemain dari Eropa atau Afrika yang mungkin nanti jadi lawan-lawan kita di fase grup,” tambah Kusnaeni.

Untuk itu, ia mendesak agar pelatih Nova Arianto melakukan pencarian pemain secara lebih luas, baik di kompetisi lokal dari EPA, Liga 1 hingga Liga 4, maupun membidik pemain diaspora yang memiliki keturunan Indonesia dan bermain di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: