Peringatan Hari Bumi: Sumatera Menolak Punah Akibat Ekspansi Energi Kotor

Peringatan Hari Bumi: Sumatera Menolak Punah Akibat Ekspansi Energi Kotor.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Di sisi lain aktivitas angkutan batu bara dan tambang batu bara di Sumsel sangat meresahkan masyarakat mulai dari rusaknya
lingkungan, hilangnya mata pencaharian masyarakat dan menurunnya kualitas kesehatan maka layak dituntut untuk cabut izin dan tutup semua stockpile yang ada di sepanjang Sungai musi serta evaluasi angkutan batu bara di perairan Sungai Musi yang selama ini membawa bencana terhadap Masyarakat di Provinsi Sumsel”.
Arlan yang juga Koordinator aksi “Sumatera Menolak Punah” meminta kepada Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru berani memimpin atau menginisiasi percepatan pemensiunan PLTU batubara demi mewujudkan transisi energi yang adil dan berkelanjutan di Pulau Sumatera, melalui langkah koordinasi dan konsolidasi dengan para gubernur di se-Sumatera.
Selain itu ia mendesak presiden Prabowo untuk mewujudkan proses pemulihan baik terhadap lingkungan maupun korban yang telah jatuh akibat investasi tambang batu bara dan pembangkit energi fosil di Sumatera Selatan secara khusus dan Pulau Sumatera segera mempercepat transisi energi untuk menghindari kerusakan yang lebih besar dan menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.
Hingga saat ini, dari 7 PLTU batubara di Sumatera sebanyak 4.920 jiwa sedang menanggung dampak polusi udara.
PLTU batubara di Sumatera telah menyebabkan pencemaran udara dan air, serta berdampak pada kesehatan masyarakat.
Di PLTU Ombilin, Sumatera Barat, terjadi pelanggaran berulang terkait pencemaran udara, namun penegakan hukum oleh KLHK dinilai lemah.
Di PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara, cerobong mengeluarkan abu tebal tanpa filter, menyebabkan penyakit kulit pada warga.
Kerusakan Ekosistem dan Kehilangan Mata Pencaharian
Ekspansi PLTU batubara juga mengancam ekosistem dan mata pencaharian masyarakat.
Di PLTU Pangkalan Susu, 659 nelayan tradisional kehilangan sumber penghidupan akibat pencemaran laut.
Di PLTU Teluk Sepang, Bengkulu, 39 warga mengalami penyakit kulit sejak PLTU beroperasi.
Surplus Daya dan Ketimpangan Energi
Sumatera mengalami surplus daya listrik, namun pembangunan PLTU baru terus berlangsung.
Di Sumatera Selatan, terdapat kelebihan daya sebesar 1.379 MW, namun PLTU Sumsel 1 dan Sumsel 8 tetap dibangun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: