Melalui Program Praktisi Mengajar di Unsri, Barantin Sumsel Perkuat Wawasan Perkarantinaan Generasi Muda

Melalui Program Praktisi Mengajar di Unsri, Barantin Sumsel Perkuat Wawasan Perkarantinaan Generasi Muda.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
“Ketika mahasiswa tahu bahwa tindakan karantina bisa mencegah kerugian ekonomi miliaran rupiah akibat masuknya hama atau penyakit baru dari luar negeri, maka mereka akan tumbuh menjadi profesional yang memiliki tanggung jawab ekologis dan nasionalisme tinggi,” jelasnya.
BACA JUGA:Surat Jalan dari Balai Karantina Sumsel Kini Gratis: Sertifikat Bisa Diurus Online dengan Mudah
Ia juga menekankan bahwa sektor perkarantinaan adalah garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan dan keamanan hayati nasional.
Sebab, jika satu jenis organisme pengganggu masuk dan menyebar di wilayah pertanian Indonesia, maka bukan hanya hasil panen yang terganggu, tetapi juga bisa menurunkan ekspor, memperburuk neraca dagang, dan merugikan petani maupun nelayan lokal.
Antusiasme Mahasiswa dan Respons Positif Kampus
Kegiatan Praktisi Mengajar ini disambut dengan sangat antusias oleh mahasiswa dan dosen pembimbing di lingkungan Fakultas Pertanian Unsri.
Mahasiswa terlihat aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kritis, baik seputar teori maupun praktik karantina.
Beberapa mahasiswa menyatakan bahwa mereka baru memahami bahwa prosedur karantina bukan sekadar pemeriksaan administratif, melainkan mencakup berbagai aspek seperti identifikasi organisme, tindakan karantina, penahanan, hingga pemusnahan komoditas yang terinfeksi.
“Kami merasa wawasan kami sangat bertambah setelah mengikuti kelas ini. Tidak hanya belajar dari buku, tapi juga dapat pengalaman langsung dari orang yang terjun di lapangan,” ujar Rizky, salah satu mahasiswa semester 6 Program Studi Proteksi Tanaman.
Jembatan Ilmu dan Praktik Lapangan
Menurut Sri Endah, Praktisi Mengajar merupakan program nasional dari Barantin yang sejalan dengan agenda besar transformasi kelembagaan perkarantinaan Indonesia pasca pembentukan Badan Karantina Indonesia sebagai lembaga tersendiri di bawah Presiden.
Program ini menjadi upaya untuk menyinergikan dua dunia yang selama ini kerap berjalan terpisah: dunia akademik yang kaya teori, dan dunia praktisi yang sarat pengalaman di lapangan.
“Dengan menjembatani keduanya, kami ingin menciptakan SDM unggul yang siap menghadapi tantangan global di bidang ketahanan pangan, biosekuriti, dan ekspor-impor komoditas strategis,” katanya.
Endah juga berharap agar program serupa tidak hanya dilaksanakan di Unsri, tetapi bisa diperluas ke kampus-kampus lain di Sumatera Selatan seperti Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Bina Darma, Universitas Tridinanti, dan perguruan tinggi lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: