Graphene: Material Ajaib Berbasis Karbon yang Mengubah Dunia Teknologi

Graphene : Material Ajaib Berbasis Karbon yang Mengubah Dunia Teknologi-Foto:dokumen palpos-
Dalam skala besar, material ini dapat diterapkan dalam pengembangan panel surya yang lebih efisien dan ringan, serta sebagai komponen penting dalam sistem penyimpanan energi masa depan seperti superkapasitor.
Dalam industri transportasi, graphene dapat digunakan untuk membuat material bodi kendaraan yang lebih kuat namun ringan.
Ini tentu saja berdampak pada efisiensi bahan bakar, terutama dalam kendaraan listrik yang sangat mengandalkan bobot total kendaraan untuk efisiensi daya.
Selain itu, kabel listrik berbasis graphene berpotensi menggantikan kabel tembaga, dengan konduktivitas yang lebih baik dan bobot yang jauh lebih ringan.
Revolusi dalam Dunia Medis
Bidang biomedis juga menjadi salah satu area yang melihat potensi graphene sebagai terobosan besar.
Material ini tengah diteliti untuk digunakan dalam pembuatan biosensor ultra-sensitif, perangkat pemantauan kesehatan, hingga sistem penghantaran obat-obatan secara presisi langsung ke sel-sel tubuh.
Kemampuannya dalam menghantarkan sinyal listrik juga membuat graphene cocok digunakan dalam pengembangan implan saraf atau otak, sebagai media komunikasi antara sistem saraf manusia dan perangkat elektronik.
Selain itu, karena sifat antibakterinya, graphene juga bisa digunakan sebagai pelapis alat-alat medis untuk mencegah infeksi.
Tantangan Produksi dan Komersialisasi
Meski potensinya sangat besar, komersialisasi graphene masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam hal produksi massal dengan kualitas tinggi dan biaya rendah.
Sejak pertama kali ditemukan, para peneliti terus mencari cara untuk memproduksi graphene dalam skala industri tanpa mengorbankan kualitas materialnya.
Berbagai metode telah dikembangkan, mulai dari pengelupasan mekanik (seperti yang digunakan Geim dan Novoselov), hingga metode kimia dan CVD (Chemical Vapor Deposition) untuk menghasilkan graphene dalam jumlah besar.
Namun, tantangan utama tetap terletak pada konsistensi kualitas dan efisiensi biaya produksi.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, hingga Uni Eropa, telah menginvestasikan miliaran dolar dalam riset dan pengembangan graphene.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: