Keunikan udang selingkuh : kuliner ekskotik khas papua yang menggoda selera

Pernah dengar Udang Selingkuh Kuliner khas Papua ini punya bentuk nyeleneh: tubuh udang, capit kepiting Rasanya manis, gurih, dan unik banget. -Fhoto: Istimewa-
Capit besar yang dimilikinya digunakan untuk mempertahankan diri dan mencari makanan, namun bagi manusia, capit ini justru menjadi daya tarik tersendiri karena daging di dalamnya cukup banyak dan lezat.
Cara Pengolahan yang Sederhana Namun Menggugah Selera
BACA JUGA:Bubur Pedas : Kuliner Khas Kalimantan yang Menyajikan Kenikmatan Rasa Pedas dan Sehat
BACA JUGA:Sate Gogos: Inovasi Kuliner Khas Nusantara yang Siap Mendunia
Udang Selingkuh biasanya diolah dengan cara sederhana, yakni direbus atau dibakar, untuk menjaga cita rasa asli dari dagingnya yang manis dan gurih.
Dalam penyajiannya, masyarakat Wamena kerap menyajikan udang ini bersama dengan sayuran lokal seperti pakis hutan dan ubi khas Papua, yang ditanam di ladang tradisional.
Salah satu cara memasak yang populer adalah dengan teknik bakar batu, yakni metode memasak tradisional masyarakat pegunungan Papua dengan memanaskan batu di atas api lalu menumpuk bahan makanan, termasuk udang selingkuh, di antara batu panas tersebut.
Metode ini tidak hanya mempertahankan rasa asli, tetapi juga menciptakan aroma yang khas dan menggoda.
Selain itu, beberapa restoran di Wamena atau Jayapura mulai menyajikan Udang Selingkuh dengan saus modern, seperti saus tiram atau sambal khas Papua, yang menambah kekayaan cita rasa.
Karena keberadaannya yang langka dan hanya dapat ditangkap secara alami, Udang Selingkuh memiliki harga yang cukup tinggi.
Di pasar lokal Papua, satu kilogram Udang Selingkuh bisa mencapai harga Rp250.000 hingga Rp400.000, tergantung ukuran dan musim.
Di restoran, harga per porsi bisa mencapai Rp100.000 hingga Rp200.000, namun tetap menjadi incaran wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin mencoba pengalaman kuliner unik.
Penangkapan Udang Selingkuh pun tidak sembarangan.
Masyarakat lokal biasanya menggunakan alat tradisional seperti jaring kecil atau perangkap dari bambu, dan hanya mengambil udang dalam jumlah terbatas agar tidak merusak populasi di alam.
Potensi Wisata Kuliner Papua
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: