Ayam Kuah Santan Pedas, Sajian Rumahan Yang Kian Digemari Di Tengah Trend Kuliner Modern

Ayam Kuah Santan Pedas, Sajian Rumahan Yang Kian Digemari Di Tengah Trend Kuliner Modern

Ayam Kuah Santan Pedas siap mengobati kerinduanmu dengan cita rasa autentik nusantara.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID - Di tengah menjamurnya kuliner kekinian seperti Korean food, makanan instan viral, hingga fusion food ala Eropa dan Jepang, menu tradisional Indonesia nyatanya tak kehilangan tempat di hati para pecinta kuliner.

Salah satu hidangan yang kembali naik daun adalah Ayam Kuah Santan Pedas, sebuah sajian rumahan yang menggabungkan kelezatan rempah-rempah nusantara dengan kekayaan rasa dari santan dan pedasnya cabai lokal.

 

Ayam kuah santan pedas merupakan olahan daging ayam yang dimasak dalam kuah santan kental dengan campuran bumbu lengkap, seperti lengkuas, serai, kunyit, jahe, bawang merah, bawang putih, dan tentu saja cabai merah dan cabai rawit.

Tekstur kuahnya yang kental serta rasa pedas gurih membuat makanan ini begitu menggoda selera.

BACA JUGA:Ayam Kecap Praktis Ala Rumahan, Rahasia Gurih dari Margarin

BACA JUGA:Kue Putu : Warisan Kuliner Tradisional yang Menggoda Selera

 

Sajian ini umum ditemui di berbagai daerah di Indonesia, dengan nama dan sentuhan yang berbeda.

Di Sumatera Barat, kita mengenalnya dengan nama "Gulai Ayam", sementara di Jawa Tengah, lebih dikenal sebagai "Opor Ayam Pedas".

Namun pada dasarnya, bahan utama dan cara pengolahannya tak jauh berbeda: ayam dimasak dengan santan dan bumbu rempah hingga empuk dan meresap.

 

 

Menurut Chef Nuri Wibowo, seorang praktisi kuliner yang telah lebih dari 15 tahun mendalami masakan Indonesia, ayam kuah santan pedas bukan sekadar makanan.

BACA JUGA:Kue Maksuba : Warisan Kuliner Palembang yang Sarat Sejarah dan Cita Rasa

BACA JUGA:Klepon, Si Hijau Kenyal dari Nusantara yang Tetap Digemari di Era Modern

“Ini adalah cita rasa rumah. Banyak orang, terutama generasi muda yang tinggal di kota besar, mulai mencari kembali rasa-rasa autentik yang mengingatkan mereka pada masakan ibu di rumah,” ujarnya saat ditemui di acara Festival Kuliner Nusantara 2025 di Jakarta Convention Center.

 

Chef Nuri juga menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap menu tradisional di restoran maupun layanan katering meningkat tajam, terutama sejak pandemi COVID-19 yang membuat banyak orang lebih menghargai makanan rumahan dan sehat.

 

“Ketika orang tidak bisa mudik, mereka mencari makanan yang bisa mengobati rindu kampung halaman. Ayam kuah santan pedas adalah salah satunya,” tambahnya.

 

 

Meski mengandung santan yang kerap dicap tinggi kolesterol, menu ini tetap bisa dikonsumsi secara sehat dengan pengolahan yang tepat.

BACA JUGA:Amparan Tatak Pisang: Kuliner Tradisional Banjar yang Kian Diminati Generasi Muda

BACA JUGA:Pekan Raya Jajanan Asia 2025: “Kuliner Hits Tanpa Paspor” di Palembang

Beberapa rumah makan bahkan menawarkan versi low-fat dari ayam santan pedas ini, dengan menggunakan santan encer, ayam tanpa kulit, dan mengurangi minyak dalam proses penumisannya.

 

Ahli gizi dari Universitas Indonesia, dr. Nabila Wirawan, menyarankan agar masyarakat tidak perlu takut mengonsumsi santan selama dikonsumsi dalam jumlah wajar.

“Santan mengandung lemak baik yang justru bisa bermanfaat bagi tubuh. Yang penting adalah cara memasaknya. Hindari menggoreng bumbu terlalu lama dan gunakan santan segar daripada santan instan kemasan,” jelasnya.

 

Ia juga menyarankan agar menu ini disandingkan dengan sayuran segar seperti lalapan atau urap, serta nasi merah untuk menambah nilai gizi.

 

 

Tidak hanya populer di dalam negeri, ayam kuah santan pedas juga mulai mencuri perhatian dunia internasional.

Di beberapa restoran Indonesia di luar negeri, seperti di Amsterdam, Melbourne, dan Tokyo, menu ini menjadi salah satu andalan.

 

Martha Siregar, pemilik restoran “Nusa Rasa” di Sydney, Australia, menyebut ayam kuah santan pedas sebagai "comfort food" yang mudah diterima lidah orang asing.

“Banyak pelanggan kami yang awalnya mencoba karena penasaran, lalu jadi langganan. Mereka suka karena rasanya creamy tapi tetap spicy. Apalagi disajikan dengan nasi hangat dan kerupuk,” ujarnya melalui wawancara daring.

 

Martha juga mengadaptasi tingkat kepedasan sesuai dengan preferensi pelanggan lokal. “Di luar negeri, kita harus menyesuaikan level pedas.

Biasanya kami buat tiga pilihan: mild, medium, dan hot. Tapi pelanggan Indonesia tetap pilih yang super pedas,” katanya sambil tertawa.

 

 

Bagi yang ingin mencoba memasaknya sendiri di rumah, berikut resep singkat ayam kuah santan pedas versi rumahan:

 

Bahan-bahan:

 

1 ekor ayam, potong 8–10 bagian

 

500 ml santan kental

 

500 ml santan encer

 

8 siung bawang merah

 

5 siung bawang putih

 

5 butir kemiri

 

2 ruas kunyit

 

2 ruas jahe

 

2 batang serai, memarkan

 

3 lembar daun jeruk

 

1 lembar daun salam

 

10 buah cabai merah keriting

 

5 cabai rawit merah (atau sesuai selera)

 

Garam, gula, dan penyedap secukupnya

 

Minyak untuk menumis

 

Cara Memasak:

 

Haluskan bawang, kemiri, kunyit, jahe, dan cabai.

 

Tumis bumbu halus bersama serai, daun salam, dan daun jeruk hingga harum.

 

Masukkan potongan ayam, aduk hingga ayam berubah warna.

 

Tambahkan santan encer, masak hingga ayam empuk.

 

Masukkan santan kental, aduk perlahan agar santan tidak pecah.

 

Tambahkan garam, gula, dan penyedap sesuai selera. Masak hingga kuah mengental dan ayam matang sempurna.

 

Sajikan hangat dengan nasi putih dan sambal terasi.

 

 

Ayam kuah santan pedas bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas kuliner Indonesia yang kaya rasa dan budaya.

Di balik rasanya yang menggoda, ada nilai sejarah, tradisi, dan kenangan masa kecil yang tak lekang oleh waktu.

Dengan adaptasi modern dan inovasi sehat, sajian ini diyakini akan terus bertahan dan bahkan menembus pasar global sebagai simbol kelezatan nusantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: