Pasangan Dadakan Fajar/Fikri, Masa Depan Ganda Putra Indonesia?

Pasangan Dadakan Fajar/Fikri, Masa Depan Ganda Putra Indonesia?- Fhoto:@Facebook_Jebol.ID-
PALPOS.ID - Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, sukses mencuri perhatian dunia bulutangkis usai menjuarai China Open 2025, turnamen level BWF Super 1000.
Kemenangan di turnamen prestisius ini menjadi sinyal bahwa pasangan dadakan ini memiliki potensi besar sebagai tumpuan baru sektor ganda putra Indonesia.
Fajar/Fikri mengalahkan pasangan unggulan asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, di partai final yang berlangsung di Changzhou, Minggu (27/7/2025), dengan skor 21-15, 21-14 hanya dalam waktu 35 menit.
Kemenangan ini terasa lebih spesial karena duet ini bukan pasangan permanen.
BACA JUGA:Jadwal Timnas Voli Putri Indonesia di SEA V League 2025
BACA JUGA:Target Dua Besar! PBVSI Lepas Timnas Voli Putri ke SEA V League 2025
Mereka dipasangkan secara darurat karena absennya rekan duet masing-masing:
Fajar biasanya berpasangan dengan Muhammad Rian Ardianto, yang sedang cuti karena urusan keluarga.
Fikri biasanya berduet dengan Daniel Marthin, yang masih menjalani pemulihan cedera.
Meski hanya dipasangkan sementara, mereka menunjukkan chemistry luar biasa sejak Japan Open 2025, tempat mereka menembus perempat final.
BACA JUGA:Ahmad Jhoni Terpilih Aklamasi sebagai Ketua FPTI PALI, Siap Genjot Prestasi Atlet Panjat Tebing
BACA JUGA:Timnas Voli Putra Indonesia Menang Telak atas Kamboja
Di China Open, keduanya tampil konsisten, bahkan menyingkirkan tiga pasangan unggulan dunia:
Kim Won Ho/Seo Seung Jae (Korea Selatan, peringkat 1 dunia),
Liang Weikeng/Wang Chang (China, mantan peringkat 1),
dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia, unggulan 2).
BACA JUGA:Indonesia U-16 Kalahkan Thailand 3-2, Melaju ke Perebutan Peringkat 5 Kejuaraan Asia Voli 2025
BACA JUGA:Indonesia Tumbangkan Vietnam 3-1, Pimpin Klasemen Sementara SEA V League 2025 Leg 2
“Kami bermain taktis dan menguasai permainan depan,” ujar Fajar dalam pernyataan resmi PBSI.
Di gim pertama final, Fajar/Fikri langsung tancap gas dengan meraih delapan poin beruntun. Mereka menutup gim pertama 21-15 hanya dalam 14 menit.
Sementara di gim kedua, Fikri tampil dominan di depan net, mengantarkan Indonesia unggul 11-6 saat interval, lalu menyelesaikan pertandingan 21-14 setelah kesalahan net dari Soh Wooi Yik.
Kemenangan ini menunjukkan perpaduan menarik antara pengalaman Fajar (28 tahun) dan energi muda Fikri (23 tahun).
Jika PBSI berani mengambil keputusan jangka panjang, duet ini bisa diproyeksikan hingga Olimpiade 2028.
“Kami tahu tekanan lawan besar, apalagi main di depan publik tuan rumah.
Tapi kami tetap fokus dan rileks,” ungkap Fajar soal laga semifinal melawan pasangan China Liang/Wang.
Kesuksesan Fajar/Fikri menjadi angin segar di tengah menurunnya prestasi ganda putra Indonesia dalam beberapa turnamen terakhir.
Dengan situasi ganda putra yang sedang mencari bentuk terbaik, PBSI dihadapkan pada pertanyaan penting: haruskah pasangan ini dipatenkan?
Jika melihat pencapaian dan konsistensi permainan, Fajar/Fikri layak dipertahankan lebih dari sekadar pasangan sementara.
Dengan pola komunikasi yang solid, kontrol permainan depan yang matang, serta kepercayaan diri tinggi, keduanya bisa menjadi tumpuan masa depan sektor ganda putra Indonesia.
Kini semua mata tertuju pada keputusan PBSI.
Apakah duet Fajar/Fikri akan tetap menjadi "sementara", atau justru dimatangkan sebagai pasangan utama untuk mengisi kekosongan prestasi sektor ganda putra?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: