Seblak, Kuliner Khas Bandung yang Kian Mendunia

Seblak, kuliner pedas khas Bandung yang bukan cuma menggoyang lidah, tapi juga menembus pasar internasional.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID - Di tengah gempuran tren kuliner global, makanan tradisional Indonesia tetap menunjukkan eksistensinya.
Salah satu yang mencuri perhatian dalam beberapa tahun terakhir adalah seblak, hidangan khas Bandung yang dikenal dengan cita rasa pedas dan gurih, serta teksturnya yang unik.
Seblak kini tidak hanya digemari di daerah asalnya, tetapi juga telah merambah ke berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara.
Seblak merupakan makanan berbahan dasar kerupuk yang direndam dan dimasak dengan bumbu khas, seperti kencur, cabai, bawang putih, dan rempah lainnya.
BACA JUGA: Martabak Manis 8 Rasa : Inovasi Kuliner Unik Yang Jadi Primadona Pecinta Jajanan Malam
BACA JUGA:Shrimp Spring Roll : Camilan Lezat yang Mendunia dengan Cita Rasa Segar dan Gurih
Hidangan ini biasanya disajikan dengan tambahan bahan lain seperti telur, bakso, sosis, sayuran, ceker ayam, bahkan makaroni dan mie.
Asal usul seblak diyakini berasal dari daerah Soreang, Kabupaten Bandung. Dalam budaya Sunda, seblak awalnya merupakan makanan sederhana yang hanya terdiri dari kerupuk basah yang dimasak dengan bumbu kencur.
Nama "seblak" sendiri dipercaya berasal dari bahasa Sunda yang berarti "mengagetkan", mengacu pada rasa pedasnya yang menyengat lidah.
Namun, seiring perkembangan zaman, seblak mengalami banyak inovasi.
BACA JUGA:Es Pisang Ijo : Ikon Kuliner Makassar yang Menyegarkan dan Menggugah Selera
BACA JUGA:Salad Buah : Hidangan Sehat yang Menyegarkan dan Kaya Nutrisi
Jika dulu hanya disantap sebagai camilan rumahan, kini seblak telah berevolusi menjadi sajian kuliner populer yang dijual di kafe, restoran, hingga kaki lima.
Ragam variasinya pun berkembang, mulai dari seblak kuah, seblak kering, hingga seblak dengan topping premium seperti seafood atau keju mozarella.
Lonjakan popularitas seblak tidak lepas dari peran media sosial. Berbagai konten di TikTok, Instagram, dan YouTube memperlihatkan cara memasak seblak dengan berbagai kreasi yang menggugah selera.
Tantangan makan seblak super pedas pun menjadi viral, menambah daya tarik makanan ini di kalangan anak muda.
BACA JUGA:Gohyong Ayam Viral : Tren Makanan Kekinian yang Mengguncang Dunia Kuliner Indonesia
Menurut data dari Google Trends, pencarian kata kunci "seblak" meningkat drastis sejak tahun 2020, terutama selama masa pandemi COVID-19.
Banyak orang mencoba membuat seblak sendiri di rumah, memanfaatkan waktu luang untuk bereksperimen di dapur.
Akibatnya, muncul banyak bisnis rumahan yang menjual seblak instan atau frozen food dengan berbagai varian rasa.
Melihat tingginya minat masyarakat terhadap seblak, banyak pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) memanfaatkannya sebagai peluang usaha.
Salah satunya adalah Tia Lestari (28), pemilik usaha “Seblak Mamake” di kawasan Antapani, Bandung.
Usaha seblaknya yang dimulai dari dapur rumah kini telah berkembang menjadi gerai dengan omzet jutaan rupiah per bulan.
“Awalnya cuma coba-coba jual ke tetangga. Ternyata banyak yang suka. Akhirnya saya seriusin. Sekarang malah bisa buka lapangan kerja buat orang lain,” ujar Tia saat ditemui di gerainya.
Tak hanya itu, seblak juga mulai diekspor dalam bentuk makanan instan ke beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, hingga Taiwan.
Produk seblak instan dalam bentuk kemasan siap saji kini dapat ditemukan di toko online maupun gerai retail modern.
Meski popularitas seblak terus meningkat, tantangan tetap ada.
Salah satunya adalah menjaga kualitas rasa dan kebersihan dalam penyajian, terutama di tengah persaingan yang semakin ketat.
Selain itu, kandungan pedas yang tinggi membuat sebagian orang khawatir akan dampak kesehatan, terutama bagi penderita gangguan lambung.
Ahli gizi, dr. Rina Marlina, menyarankan agar konsumsi seblak tetap dalam batas wajar.
“Seblak enak dan menggugah selera, tapi jika dikonsumsi berlebihan, apalagi yang terlalu pedas, bisa memicu masalah pencernaan. Sebaiknya imbangi dengan makanan lain yang bergizi,” tuturnya.
Meski demikian, harapan untuk menjadikan seblak sebagai ikon kuliner Indonesia di kancah internasional tetap terbuka lebar.
Dengan pengemasan dan strategi pemasaran yang tepat, seblak bisa menjadi produk unggulan ekspor kuliner, seperti halnya rendang atau mie instan.
Seblak bukan hanya sekadar makanan pedas dari Bandung.
Ia telah menjadi fenomena kuliner yang mencerminkan kreativitas dan adaptasi budaya lokal di era modern.
Dari dapur rumahan hingga pasar global, seblak membuktikan bahwa makanan tradisional Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing dan berkembang.
Dengan dukungan inovasi, promosi digital, dan pelatihan kewirausahaan, seblak bisa terus tumbuh sebagai warisan kuliner yang membanggakan, tak hanya untuk warga Bandung, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: