Protes Terbuka Warga Dusun Prabumulih: Walikota dan DPRD Dilarang Melintas di Jalan Jendsu Dusun Prabumulih

Protes Terbuka Warga Dusun Prabumulih: Walikota dan DPRD Dilarang Melintas di Jalan Jendsu Dusun Prabumulih

Salah satu spanduk berisi protes warga terhadap pemkot Prabumulih dan DPRD Prabumulih.-Foto:dokumen palpos-

Banyak netizen yang mengunggah foto-foto spanduk tersebut, dengan beragam komentar, mulai dari mendukung aksi warga hingga mengkritisi sikap pemerintah.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa aksi pemasangan spanduk ini merupakan reaksi spontan warga Dusun Prabumulih yang merasa kecewa lantaran proyek pembebasan lahan untuk pelebaran Jalan Jenderal Sudirman kembali batal dilaksanakan tahun ini.

BACA JUGA:Dukung SPBE, Pemkot Prabumulih Dorong OPD Gunakan Aplikasi ROMANTIK Secara Real Time

BACA JUGA:HUT Prabumulih ke-24 dan Pertamedika IHC ke-28, Ratusan Warga Dapat Layanan Operasi Katarak Gratis

Sebelumnya, pemerintah kota Prabumulih melalui dinas terkait telah melakukan kajian dan penghitungan nilai tanah dengan melibatkan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP).

Namun, hasil penilaian tersebut rupanya tidak sejalan dengan harga yang diminta warga pemilik lahan.

Perbedaan nilai ini akhirnya membuat pembebasan lahan tidak bisa dilanjutkan karena tidak tercapai kesepakatan antara warga dan Pemkot Prabumulih.

Di sisi lain, pemerintah kota menegaskan bahwa pembatalan bukan karena tidak peduli, melainkan karena anggaran yang terbatas dan adanya prioritas pembangunan lain yang lebih mendesak.

Meski begitu, alasan tersebut tidak diterima oleh sebagian warga yang telah lama berharap proyek pelebaran jalan tersebut dapat terealisasi.

Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya ketika dibincangi awak media mengaku bahwa pemasangan spanduk tersebut adalah hasil kesepakatan bersama warga Dusun Prabumulih.

Ia menegaskan bahwa tindakan itu bukan sekadar bentuk emosi sesaat, melainkan bentuk protes simbolik terhadap keputusan Pemkot yang dianggap tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat.

“Ya, ini bentuk kekesalan kami. Kami sepakat memasang spanduk larangan melintas ini karena pemerintah tidak menepati janji mereka.

Sudah beberapa kali dijanjikan, tapi selalu dibilang belum prioritas. Padahal, jalan ini sudah lama rusak dan sering macet,” ungkapnya.

Nada kecewa juga disampaikan oleh warga lainnya, Suharta Ucim, yang membenarkan bahwa seluruh warga terdampak sepakat untuk memasang spanduk larangan itu. “Iya, biarkan saja dulu terpasang di sana.

Kita lihat nanti ke depannya. Kami hanya ingin pemerintah tahu kalau kami benar-benar kecewa. Jangan hanya janji terus,” ujarnya singkat namun tegas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: