Ternyata Begini Tata Kelola Tanam Padi Lebak Yang Dikunjungi Mentri Pertanian Palestina

Salah satu bentuk sistem pengairan polar milik PT Buyung Putra Pangan yang dikunjungi Mentri Palestina-Foto:dokumen palpos-
OGAN ILIR, PALPOS.ID – Hubungan bilateral antara Indonesia dan Palestina semakin erat, khususnya dalam sektor pertanian.
Dengan hubungan yang semakin erat dibidang pertanian itulah membawa Menteri Pertanian Palestina, Prof. Dr. Rezq Basheer Salimia, beserta Duta Besar dan rombongan delegasi mengunjungi lokasi model tata kelola budidaya padi rawa yang berlokasi di Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, kemarin Kamis (10/7).
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Dr. Ir. H. R. Bambang Pramono, M.Si, kemudian menjelaskan tat kelola dan potensi besar lahan rawa lebak di Sumsel.
Menurut Bambang, Sumatera Selatan memiliki total lahan rawa lebak seluas 127.438 hektar.
BACA JUGA:Polsek Tanjung Batu Bekuk Dua dari Empat Pelaku Pencurian Sapi dengan Modus Diracuni
BACA JUGA:CCTV Ungkap Aksi Pencurian Motor di Kantor Dinas Pendidikan Ogan Ilir, Pelaku Naik Bentor
Lahan tersebut terbagi atas tiga jenis, yaitu rawa lebak dangkal atau pematang seluas 24.981 ha, rawa lebak tengahan 95.811 ha, dan rawa lebak dalam 6.646 ha.
“Tantangan utama dalam mengelola lahan rawa lebak adalah pengaturan air, karena sering terjadi banjir saat musim hujan dan kekeringan di musim kemarau,” jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, telah diterapkan teknologi unggulan melalui Sistem Polder.
Sistem ini merupakan bagian dari konsep Usahatani Padi Rawa Lebak Terpadu Hulu-Hilir yang dikembangkan dan diterapkan oleh PT Buyung Putra Pangan (BPP) pada lahan sawah miliknya tersebut.
BACA JUGA:Sopir Cadangan Bus TN Trans Asal Bekasi Ditemukan Tewas di Terminal KM 32 Ogan Ilir
BACA JUGA:Pelaku Pungli di Batukuning OKU Berhasil Diringkus
Sistem Polder bekerja dengan membangun tanggul untuk mencegah banjir dan mengatur tata air.
Infrastruktur pendukung lainnya termasuk saluran drainase, pompa untuk menaikkan air dari kanal ke lahan, serta pintu air (inlet dan outlet) untuk mengatur volume air yang masuk dan keluar dari lahan pertanian.
Tak hanya itu, teknologi modern juga diterapkan untuk meningkatkan efisiensi pertanian, seperti penggunaan drone pertanian untuk penaburan benih, pemupukan, serta aplikasi pestisida dan herbisida.
Dengan tiga operator, satu drone dapat menjangkau area seluas 25-30 hektare per hari.
BACA JUGA:DPRD Ogan Ilir Gelar Rapat Paripurna Bahas Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024
BACA JUGA:DPRD Ogan Ilir Gelar Rapat Paripurna Bahas Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024
Pemanfaatan teknologi dan pengelolaan lahan rawa lebak oleh PT BPP terbukti meningkatkan indeks pertanaman dari IP100 menjadi IP200, dengan masa tanam pada Desember-Maret dan April-Juli.
Untuk lahan yang telah digarap lebih dari lima tahun, produktivitasnya bisa mencapai 5-6 ton per hektare, sedangkan lahan bukaan baru mampu menghasilkan sekitar 3 ton per hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: