MAGOFISH, Solusi Cerdas Inovator Palembang Atasi Masalah Pakan Mahal dan Sampah Organik
Kepala Bidang Pakan, Perbenihan dan Keskanling Dinas Perikanan Kota Palembang Zuarsya, S.H., M.Si menyerahkan hadiah Juara 1 kepada Mutia, S.Kel inovator yang mengembangkan inovasi MAGOFISH dalam Grand Final Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) 2025.--ist
PALEMBANG, PALPOS.ID - Inovasi yang menjawab dua masalah krusial sekaligus, yaitu tingginya biaya pakan ikan dan menumpuknya sampah organik, berhasil membawa tim MAGOFISH meraih Juara 1 dalam Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) Dinas Perikanan Kota Palembang Tahun 2025.
Inovasi TTG yang dituangkan dalam karya tulis berjudul MAGOFISH: Solusi Hemat Pakan Ikan dari Sampah Organik ini dikembangkan oleh dua inovator, Mutia, S.Kel dan Bakti Satria, S.Kel.
MAGOFISH merupakan teknologi tepat guna yang memanfaatkan magot (larva Black Soldier Fly/BSF) yang diperoleh dari proses biokonversi sampah organik rumah tangga dan pasar sebagai pakan alternatif ikan.
BACA JUGA:Dorong Inovasi Sektor Perikanan, Dinas Perikanan Palembang Sukses Gelar Lomba TTG 2025
Magot ini mampu menekan biaya pakan ikan hingga 40-50% dan membantu mengurangi volume sampah organik di Palembang.
Inovasi MAGOFISH berhasil unggul dari lima finalis lainnya dalam kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan Kota Palembang.
Mutia menyebut bahwa tingginya harga pakan pabrikan, yang mencapai 60-70% dari total biaya produksi budidaya ikan, seringkali membuat margin keuntungan pembudidaya menjadi rendah. Di sisi lain, sampah organik di Palembang terus meningkat tanpa dikelola optimal.
"MAGOFISH hadir untuk memberikan kemandirian kepada pembudidaya dalam penyediaan pakan, sekaligus mengubah sampah yang tadinya masalah lingkungan menjadi produk bernilai ekonomi," jelas Mutia saat presentasi di grand final yang berlangsung Selasa (11/11/2025), di Angkasa Driving Range & Sky Resto Palembang.
Magot memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, dengan protein 35-50% berat kering, menjadikannya subtitusi yang sangat potensial.
Sebelum melakukan presentasi langsung di hadapan dewan juri saat grand final, terlebih dahulu dilakukan penilaian karya tulis oleh tiga dewan juri profesional.
Ketiga dewan juri adalah Dr. Bobby Muslimin, S.St.Pi., MM dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Mesi Parlinda, S.Si., M.K.M dari unsur media dan Salvia Rani, S.Pi., M.Si dari Dinas Perikanan Palembang.
Karya tulis inovasi ini dinilai layak secara teknis, ekonomis, dan ekologis. Secara ekonomis, inovasi ini diperkirakan dapat menghemat biaya pakan hingga Rp 1.500.000,- sampai Rp 2.000.000,- per ton pakan, karena biaya pakan magot fresh jauh lebih hemat daripada pakan komersial.
"Inovasi ini dapat menjadi contoh nyata dalam inovasi lokal yang berdampak di sektor perikanan, mandiri, dan berkelanjutan bagi masyarakat Palembang," tutup Muti
Hadiah Juara 1 diserahkan langsung oleh Zuarsya, S.H., M.Si selaku Kepala Bidang Pakan, Perbenihan dan Keskanling Dinas Perikanan Kota Palembang.**
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


