BATURAJA,PALPOS.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu, siaga menghadapi musim kemarau panjang tahun 2023, terutama terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.
"Berdasarkan peringatan dini dari BMKG potensi El Nino di wilayah Sumsel 50-60 persen yang artinya musim kemarau tahun ini tiba lebih awal," kata Manager Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Gunalfi, Selasa (14/3).
Dia menjelaskan, BMKG merilis perkembangan iklim untuk wilayah Sumsel menunjukan bahwa musim hujan yang terjadi sejak akhir tahun 2022 diprediksi berakhir pada Maret 2023 dan memasuki fase pancaroba pada April mendatang.
BACA JUGA:Bulog Targetkan Serap 30 Ribu Ton Beras Petani di OKU Timur
Hal ini seiring update perkembangan dinamika atmosfer yang terjadi secara global dimana El Nino diprediksi akan terjadi pada Mei hingga September 2023 dengan potensi 50- 60 persen.
"Maka prakiraan awal musim kemarau tahun 2023 diprediksi akan tiba lebih awal 10-30 hari dibandingkan dengan normal klimatologisnya," jelasnya.
Sebagian besar wilayah Sumsel diprediksi memasuki awal musim kemarau pada Mei 2023 dasarian II seperti Kota Palembang, sebagian Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, OKI, OKU Timur, Muara Enim, PALI, Prabumulih bagian timur serta Empat Lawang.
BACA JUGA:Disnaker OKU Ingatkan Perusahaan Terapkan UMP 2023
Untuk Sumatera Selatan bagian barat dan pesisir timur diprediksi akan memasuki awal musim kemarau pada Juni Dasarian I seperti sebagian Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Muratara, Muba, Banyuasin pesisir, OKU Timur, OKU, OKI, Pagaralam dan OKU Selatan.
"Dampak dari musim kemarau panjang ini berpotensi terjadinya karhutla khususnya daerah-daerah yang rawan bencana, termasuk Kabupaten OKU," ujarnya.
Terkait hal itu, masyarakat diimbau untuk mengindari kegiatan yang dapat memicu terjadinya karhutla seperti membuka lahan pertanian dengan cara dibakar karena berpotensi menimbulkan bencana kabut asap.
BACA JUGA:Pemkab OKU Wujudkan Program Kredit Usaha Mikro Bagi UMKM
Sebagai upaya penanggulangan pihaknya mengaktifkan kembali posko di setiap kecamatan di Kabupaten OKU yang diisi oleh personel BPBD dibantu masyarakat peduli api untuk siaga memantau titik panas yang berpotensi menimbulkan karhutla.
"Ada lebih dari 100 orang personel penanggulangan karhutla yang kami sebar di seluruh posko di 13 kecamatan di Kabupaten OKU agar peristiwa karhutla dapat ditanggulangi sedini mungkin," katanya.*