Pasar 16 Ilir terus direnovasi dan sebagian besar pertokoan di Pasar 16 Ilir dibangun dan dimiliki oleh saudagar keturunan Arab dan Syeikh Syehab.
Syeikh Syehab ini juga yang menjadi pemborong perumahan Eropa di Talang Semut.
Pertokoannya di Pasar 16 disewakan kepada pedagang kecil Palembang.
Kini banyak peninggalan bangunan yang masih terlihat di Pasar 16, masih banyak ditemui bangunan berasi tektur Eropa, Timur Tengah dan Cina di lokasi Pasar 16 Ilir.
Contoh tekstur bangunan China tersebut yaitu terdapat pada bentuk ventilasi yang lebar karena Palembang memiliki cuaca yang cukup panas.
Selain itu, jendela yang besar adalah ciri jendela di bangunan tropis tinggalan kebudayaan Indies jaman Belanda.
Los-los mulai dibangun sekitar tahun 1918 dan dipermanenkan sekitar tahun 1939.
Pemerintah membangun kembali pasar 16 ilir selama 2 tahun dari tahun 1924-1926.
Pembangunan itu dipisah pasar lama 16 Ilir dan pasar baru.
Pada tahun 1931 sejarah memperlihatkan pasar 16 Ilir mendatangkan keuntungan sebesar 11 ribu gulden dari pajak dan biaya pasar.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, Pasar 16 Ilir sangat tragis karena menjadi sasaran atau medan pertempuran 5 hari 5 malam.
Pasar 16 Ilir hangus dan orang Cina banyak yang pergi ke Singapura untuk menghindari konflik.
Saat ini, Pemerintah hanya melanjutkan pembangunan pasar 16 Ilir yang sebetulnya sudah kokoh pada masa Belanda. ***