2. Tidak Bisa Berbahasa Indonesia
Saat kali pertama ditemukan, warganya tidak bisa berbahasa Indonesia.
Karuan saja anggota TNI kesulitan untuk berkomunikasi.
Warga Kampung Digi menggunakan Bahasa Dumnye sebagai cara mereka berkomunikasi sehari-hari.
Hasil pendataan anggota TNI yang menemukan kampung tersebut tahun 2016, terdata dihuni 30 orang.
Awalnya ada 100 orang, namun sebagian besar telah pergi untuk mengadu nasib ke Papua Nugini.
4. Berburu Hewan untuk Bertahan Hidup
Selama 71 tahun, Kampung Digi bertahan hidup dengan cara tradisional.
Warganya bercocok tanam, berburu hingga mengumpulkan makanan demi bertahan hidup.
Lebih memprihatikan adalah ketiadaan layanan kesehatan bagi warga di sana.
5. Infrastruktur Memrihatinkan
Keunikan lain dari Kampung Digi karena tak terjamah Pembangunan.
Kampung Digi memiliki infrastruktur tempat tinggal yang tidak layak.
Warganya tinggal di rumah yang terbuat dari kayu dap dengan atap daun sagu.
Penerangan pun hanya sebatas dari api obor dan sangat sunyi jika malam tiba.