Morowali juga berperan sebagai penjaga keanekaragaman hayati dengan kawasan konservasi seluas 147.700 hektar yang melindungi kehidupan liar yang menghuni kawasan tersebut.
Cagar Alam Morowali merupakan salah satu kawasan hutan konservasi yang telah ditetapkan pemerintah karena kekayaan hutan, keunikan margasatwanya, fungsi hidrologis dan tradisi masyarakat adatnya.
Pertama kali kelompok hutan Morowali dinyatakan sebagai suaka alam potensial pada tahun 1977, kemudian melalui Keputusan Nomer 133/Kpts/Um/3/198 tanggal 3 Maret 1980, Menteri Pertanian menunjuk Kelompok Hutan Morowali sebagai kawasan hutan untuk dibina sebagai cagar alam dengan perkiraan luas 200.000 Hektar.
5. Gua Berlian dan Gua Tengkorak
Morowali menyimpan rahasia dalam kedalaman guanya.
Gua Berlian, dengan stalaktit yang berkilau, menyimpan misteri tiga peti emas yang belum terungkap keberadaannya.
Gua Tengkorak, sebaliknya, menampilkan hamparan tulang belulang manusia yang misterius, menantang imajinasi dan pengetahuan manusia akan masa lalu.
6. Berburu Sunset yang Menakjubkan
Pulo Dua, di Morowali, adalah tempat di mana matahari terbit dan terbenam menjadi atraksi alam yang tak terlupakan.
Di sini, para pengunjung dapat bersantai di bukit, pantai, atau karang pinggir laut untuk menyaksikan pemandangan matahari terbenam yang memukau.
Sedangkan menjelang pagi, trekking menuju puncak bukit akan membuka pemandangan matahari terbit yang menakjubkan.
Melalui perubahan yang mengagumkan, Morowali telah menemukan tempatnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan keindahan alam yang luar biasa di Pulau Sulawesi.
Potensinya yang melimpah dan fakta-fakta menarik yang diungkapkan di atas semakin memperkuat klaimnya sebagai kandidat potensial bagi ibukota Provinsi Sulawesi Timur yang akan datang. ***