Ngidang, Tradisi Khas Palembang yang Telah Punah

Rabu 23-08-2023,17:19 WIB
Reporter : Rika Herlina
Editor : Adetia

PALEMBANG, PALPOS.ID - Palembang, sebuah kota yang kaya akan sejarah dan budaya, juga terkenal dengan beragam kuliner khasnya yang lezat.

Salah satu kuliner yang telah lama menjadi bagian dari identitas kuliner Palembang adalah "ngidang," sebuah tradisi makan bersama dengan menggunakan tikar anyaman sebagai alas.

Sayangnya, tradisi makan ngidang khas Palembang ini kini telah punah, meninggalkan kekosongan dalam warisan kuliner yang perlu diingat dan dikenang.

Ngidang bukanlah sekadar sebuah makanan, tetapi juga mencakup nilai-nilai budaya, kebersamaan, dan tradisi yang melekat erat dalam masyarakat Palembang.

Tradisi ini biasanya dilakukan pada acara-acara khusus, seperti pernikahan, kelahiran, atau upacara adat.

BACA JUGA:Jaraknya Sekitar 3 Jam dari Bandung, Jasmine Glamping Puncak Bogor Tawarkan 10 Hal Mengesankan Bagi Wisatawan

Dalam ngidang, masyarakat Palembang akan berkumpul di atas tikar anyaman yang diberi nama "pugar" atau "balai," dan menikmati hidangan lezat yang disajikan di atasnya.

Salah satu ciri khas ngidang adalah hidangan-hidangan tradisional yang dihidangkan dengan tatanan tertentu.

Makanan seperti pempek, model, tekwan, laksan, dan nasi minyak sering menjadi bagian dari hidangan ngidang.

Semua hidangan ini ditempatkan di atas daun pisang yang memberikan aroma dan rasa khas pada makanan.

Para tamu yang berkumpul di tikar anyaman ini akan saling berbagi makanan dan cerita, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat.

BACA JUGA:Mengungkap Pesona Wisata dan Kebudayaan di Calon Provinsi Tapanuli dan Nias Pemekaran Sumatera Utara

Namun, sayangnya, tradisi ngidang telah mengalami penurunan seiring dengan perkembangan zaman.

Pola hidup yang semakin modern dan sibuk, serta perubahan preferensi makanan, telah menyebabkan tradisi ini mulai terlupakan.

Generasi muda yang lebih terpapar oleh budaya pop global cenderung kurang tertarik untuk mempertahankan tradisi ngidang, sehingga tradisi ini pun perlahan-lahan menghilang.

Kategori :