Banyak faktor yang berkontribusi terhadap punahnya tradisi ngidang khas Palembang. Salah satu faktor utama adalah perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan.
Masyarakat Palembang kini lebih cenderung memilih makan di restoran atau warung modern daripada menggelar ngidang di tikar anyaman.
Hal ini tidak hanya memengaruhi gaya hidup, tetapi juga ekonomi pedagang tradisional yang mengandalkan tradisi ngidang sebagai mata pencaharian mereka.
Selain itu, globalisasi juga telah berpengaruh pada tradisi ini. Makanan cepat saji dan makanan internasional yang semakin mudah diakses telah menggeser perhatian masyarakat dari kuliner tradisional, termasuk ngidang.
Generasi muda lebih sering terpapar oleh tren makanan global melalui media sosial dan internet, sehingga mengabaikan nilai-nilai tradisional yang dimiliki oleh ngidang.
Namun, ada upaya yang dilakukan oleh beberapa individu dan komunitas untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali tradisi ngidang.
Pelatihan masak tradisional, kampanye edukasi, dan acara budaya lokal mencoba untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya memelihara warisan budaya ini.
BACA JUGA:Sempat Booming Gelombang Cinta Disebut Bunga Keberuntungan, Ini Faktanya
Beberapa restoran juga mencoba untuk memasukkan konsep ngidang ke dalam pengalaman makan mereka, dengan harapan dapat menarik minat generasi muda.
Punahnya tradisi ngidang khas Palembang mengajarkan kita pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya.
Kita tidak hanya kehilangan kuliner lezat, tetapi juga nilai-nilai budaya yang melekat dalam setiap hidangan dan momen ngidang.
Dalam upaya menjaga keberlanjutan tradisi ini, penting bagi semua pihak, terutama generasi muda, untuk belajar lebih banyak tentang sejarah dan makna di balik ngidang.
Dalam mengenang ngidang khas Palembang, mari kita jadikan ini sebagai pelajaran berharga tentang pentingnya melestarikan tradisi dan budaya lokal.
Meskipun tradisi ini telah punah, warisan kuliner dan nilai-nilai yang diusung oleh ngidang tetap hidup dalam ingatan dan cerita-cerita masa lalu.
Semoga generasi mendatang dapat mengambil inspirasi dari ngidang dan berusaha keras untuk melestarikan warisan budaya mereka demi masa depan yang lebih beragam dan kaya.*