Banyaknya makanan yang tersedia karena pertumbuhan tunas bambu menyebabkan populasi tikus di wilayah tersebut meningkat secara drastis.
Jumlah bambu muda yang tumbuh dari dalam tanah tidak sebanding dengan ledakan populasi tikus tersebut.
Sebagai akibatnya, ribuan tikus lapar menyerang desa-desa di sekitar hutan, merusak dan menghabiskan cadangan makanan penduduk.
Dalam konteks ini, peribahasa "Pohon bambu berbunga, malapetaka pun tiba" merujuk pada bencana yang disebabkan oleh peningkatan populasi tikus akibat pertumbuhan bambu.
Jadi, secara jelas, tidak ada hubungan antara bambu dan setan dalam konteks mitos atau kepercayaan Tiongkok.
Namun, perlu diingat bahwa banyak makhluk halus dan energi negatif dalam berbagai kepercayaan dipercayai menyukai tempat-tempat yang lembab dan gelap.
Oleh karena itu, jika rumpun bambu hijau tidak terawat dengan baik, maka bisa saja memiliki pengaruh serupa.
Sebaliknya, tempat-tempat yang ditata dengan fengshui yang baik akan menciptakan suasana yang nyaman, sejuk, dan menentramkan.
Oleh karena itu, penggunaan bambu apa pun dalam konteks fengshui, sepanjang tempat tumbuhnya dijaga dengan baik, tidak akan mengundang setan, tetapi justru mendatangkan energi positif. ***